Original thread by @akunusam
di malam-malam nisfu sya’ban ini saya ingin share 4 ucapan seseorang yang saya jadikan tuntunan hidup, selalu saya usahakan aplikasikan dalam hidup, meski masih susah dalam menjalaninya. dan tafsir/bagaimana saya memahami setiap ucapan tadi. – a tret –
“Jika kau dapat merasakan derita, maka kau hidup.Tapi, jika kau dapat merasakan derita orang lain, maka kau manusia.” (Ali Syari’ati)
bahwa, saya selalu mengamini bahwa hidup tidak melulu tentang saya. hidup, tidak hanya tentang masalah kita, derita kita. tapi, tentang setiap orang di sekitar kita juga. bahwa saya percaya bahwa kita semua bertanggung jawab atas apa-apa yang ada di sekitar kita.
‘Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan’. (Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, 1975.)
ini nih paling susah diaplikasikan dalam hidup, bahwa adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan ya sesusah itu. masih terlalu sering jadi tidak objektif dalam melihat masalah, belum bisa adil dalam pikiran, sedih 🙁
“Mereka yang Bukan Saudaramu dalam Iman, adalah Saudaramu dalam Kemanusiaan” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)
paling jadi favorit dan selalu saya coba aplikasikan. bahwa kita semua sama, sama-sama umat Tuhan, apapun agamanya. maka, saya tidak pernah ingin merasa lebih baik dari saudara-saudara saya yang nonmuslim, apalagi di saat saya ga pernah tau “sudah diterima kah sholat puasa saya?”
“Jika ingin mengetahui kedalaman agama seseorang, janganlah lihat dari betapa banyak ia shalat dan puasa, melainkan lihatkah bagaimana ia memperlakukan orang lain.” – Ja’far ash-Shadiq
salah satu yang jadi favorit juga. bahwa, beragama itu tidak hanya mengedepankan Habluminallah, tapi masih ada Habluminannas yang juga harus kita perjuangkan.
maksud saya, bagaimana bisa kita meneriakan nama Allah swt sambil ingin menyakiti umatNya, menyakiti sesama manusia?