Skenario Ferdy Sambo Tembak Brigadir Yosua

  • Post author:
  • Post category:News
  • Reading time:7 mins read
Original thread by VOI.id (@voidotid)

Sebuah Utas :

Mungkin beberapa hari ini hampir semua media massa menuliskan berita tentang aksi baku tembak yang terjadi di salah satu rumah petinggi Institusi terhormat di negeri ini.

Skenario Ferdy Sambo Tembak Brigadir Yosua

Aksi baku tembak ini terjadi bukan melawan penjahat atau begal sadis, melainkan melibatkan satu instansi yang sama. Ya, 2 personel Polri terlibat dalam kejadian ini.


Hal yang sungguh ironi bukan, terlebih hal ini terjadi di rumah pejabat tinggi Polri yang berada di kawasan Perumahan Dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.


Dari yang kita tahu, kejadian ini terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Aksi penembakan itu terjadi tepatnya pada Jumat, 8 Juli.


Setelah kasus baku tembak antara dua anggota Polri yang melibatkan Brigadir J Dan Bharada E ini mencuat ke masyarakat, banyak isu liar yang berkembang terkait kasus ini.


Isu liar ini tercipta lantaran ada beberapa kejanggalan yang terjadi dalam keterangan atau kronologi yang tidak konsisten. Mari kita coba bahas satu persatu



Mungkin pertama kita bisa menarik dari rentang waktu kejadian, kalau yang kita ketahui insiden berdarah itu terjadi pada Jumat, 8 Juli sekitar pukul 17.00 WIB. Tetapi polisi baru melakukan press rilis pada hari senin, 11 Juli 2022.


Rentang waktu yang cukup lama bukan, jika kita lihat dari waktu kejadian hingga polisi melakukan jumpa pers, kurang lebih sekitar 3 hari polisi menahan informasi ini beredar



Serta hal yang kedua, kita bisa runutkan beberapa versi kronologi yang polisi berikan mengapa hal baku tembak itu terjadi :


Versi satu : Aksi penembakan ini bermula saat Brigadir J masuk ke rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kemudian, datang Bharada E dan melihat Brigadir J. Mereka yang disebut tak saling kenal itu sempat cekcok. Hingga akhirnya, saling tembak dan menyebabkan Brigadir J tewas

Baca Juga  Akankah Wahana Rama Sinta di Dufan Kembali?

Versi dua : Brigadir J berupaya melecehkan serta menodongkan senjata api ke arah kepala istri sang jenderal. Karena merasa dilecehkan bahkan diancam ditembak, istri Kadiv Propam pun berteriak dari lantai dua.


Hal ini yang memicu Bharada E yang berjaga langsung menuju ke sumber teriakan di lantai dua dan melihat Brigadir J. Lantas Bharada E menanyakan apa yang terjadi kepada Brigdir J namun bukan jawaban yang diterimanya melainkan letusan senjata dari Brigadir J.


Kalau kita sudah membaca tentang kronologi kejadian yang diberikan oleh polisi, mari kita coba ulas, siapa Brigadir J dan Bharada E


Karena kalau dari keterangan yang diberikan oleh kepolisian tentang Brigadir J selalu berubah-ubah, tetapi tidak untuk Bharada E.


Pertama menurut keterangan polisi, bahwa Brigadir J adalah personel dari Bareskrim tapi kemudian diperbantukan di Propam, belum tahu apakah ajudan atau apa, tapi dia diperbantukan di Propam,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin, 11/07


Serta dari informasi yang beredar, Brigadir J merupakan ajudan dari Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Dan juga ada informasi yang mengatakan bahwa Brigadir J bertugas sebagai sopir pribadi dari istri Kadiv Propam.


Serta untuk Bharada E, polisi hanya memberikan sedikit keterangan, seperti yang dikatakan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, bahwa Bharada E di rumah pejabat Polri itu memang dalam rangka bertugas


Serta Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, Bharada E, pelaku penembakan terhadap Brigadir J mempunyai rekam jejak menembak yang tak main-main. Bharada E merupakan pelatih vertical rescue. Bahkan di resimen pelopor, dia merupakan tim penembak nomor satu



Hal menarik lainya dari kasus ini untuk dibahas adalah terkait rusaknya CCTV. Kalau kita mundur jauh ke belakang, ada beberapa kasus atau insiden besar seperti ini yang mungkin saja jika CCTV di lokasi kejadian tidak kebetulan “rusak” atau dalam “perbaikan” secara mendadak.

Baca Juga  Cerita Penipuan Berkedok Kursus, Rugi Puluhan Juta

Sebenarnya CCTV bisa sangat membantu penyidikan terkait kasus yang sedang terjadi.


Seperti kasus KM 50 yang terjadi pada tahun 2020, ketika CCTV sangat dibutuhkan untuk mencari titik terang apa yang sebenarnya terjadi, malahan CCTV tersebut sedang dalam “perbaikan” katanya.


Padahal menurut salah satu petugas jaga kala itu CCTV tersebut selalu aktif dan tidak dalam “perbaikan” katanya!


Lantas kejadian CCTV yang katanya “rusak” atau dalam “perbaikan” kembali terulang dalam kasus berdarah di kediaman sang jenderal.


Menurut keterangan Polisi menyebutkan penyebab CCTV di rumah Kadiv Propam tak berfungsi saat baku tembak karena decoder kamera CCTV yang secara kebetulan mengalami “kerusakan” katanya.



Ada satu hal yang agak menarik dalam kasus ini, adalah ada desas-desus bahwa insiden berdarah ini, berlatar belakang motif asmara. Bahkan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menolak mengungkapkan materi penyidikan soal dugaan pelecehan


terhadap istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Pun soal desas-desus urusan asmara, Kapolres menolak bicara.


“Kami agak sensitif menyampaikan ini. Tentunya itu isu dalam materi penyidikan yang tidak dapat kami ungkap ke publik,” kata Kombes Budhi kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juli.



Kompolnas melalui Komisionernya Poengky Indarti memberikan tanggapan terkait kasus Brigadir J, Poengky menduga tindakan Bharada E untuk membela diri serta melindungi istri Kadiv Propam Polri.


Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto juga turut memberikan tanggapannya terkait kasus ini.


“keluarga korban (Brigadir J) juga harus dilibatkan dalam tim pencari fakta ini, agar tidak muncul anggapan korban yang meninggal ini dipersalahkan atau memang sengaja dikorbankan,” kata Rukminto.

Baca Juga  Kampanye Khilafah Dalam Isu Palestina, Analisis Drone Emprit

Dari beberapa kejanggalan yang sudah disebutkan diatas, masih ada dua hal yang belum diungkapkan oleh pihak kepolisian hingga saat ini. Seperti rentang waktu kapan Irjen Ferdy Sambo ke rumah sakit untuk test PCR, hingga ke rumah sakit mana sang jendral melakukan test PCR.


Hingga saat ini pihak kepolisian sepertinya tidak pernah menyebutkan secara rinci terkait hal ini.


Sumber :

https://voi.id/berita/188894/polri-sebut-pemicu-saling-tembak-brigadir-j-dan-bharada-e-bukan-kesalahpahaman


https://voi.id/berita/188880/polri-belum-bisa-pastikan-brigadir-j-yang-tewas-ditembak-polisi-ajudan-kadiv-propam


https://voi.id/berita/188993/bharada-e-sempat-bertanya-ada-apa-bang-usai-dengar-teriakan-dari-istri-kadiv-propam-brigadir-j-langsung-merespons-dengan-tembakan


https://voi.id/berita/189392/soal-dugaan-pelecehan-istri-irjen-ferdy-sambo-kapolres-jaksel-materi-penyidikan-tidak-kami-ungkap-ke-publik


https://voi.id/berita/189686/pengamat-nilai-keluarga-brigadir-j-perlu-dilibatkan-untuk-ungkap-kejadian-baku-tembak

Leave a Reply