Original thread by @tirta_hudhi
Buat l kawan2 saya temen sejawat, terkait pandemi yg ga kelar2 di Indonesia ini izinkan saya berpendapat dari sisi lain setelah mengamati dari banyak pandangan selama hampir 14 bulan pandemi di Indonesia Opini dan argumentasi —– sebuah utas —-
1. Sejatinya, dari opini saya, saya yakin mayoritas warga Indonesia itu mengerti covid. Terbukti di maret-mei 2020, bisa di cek di google Pro kontra biasalah. Tapi warga saat itu bener2 taat
2. Munculnya orng yg ga percaya covid, itu karena rata2 sebagian dari mereka telah lelah “berlari marathon” Kita tau menangani pandemi itu bukan sprint race, tapi marathon dan warga ga semua kuat marathon ini.
3. Jika orang sudah “lelah berlari” anda ga mungkin paksa dia berlari lagi. Dia akan berhenti sejenak dan tentu mulai denial “Buat apa saya berlari terus, jika pandemi ini tiada akhir?” Mau ga mau dia stay d situ. Dan memaksa melawan keadaan.
4. Anda mau paksa warga ini? Percuma. Karena warga yg sudah lelah ini merasa “bukan anda yg kasi makan” Survival modenya akan aktif. Dan dia melawan dengan caranya sendiri Silakan cek. Yg ga percaya covid akhir2 ini, rata2 dilanda kesulitan sama : kehilangan pekerjaan
5. Dari sisi warga ini, mereka akan berpikir “mau makan aja susah, udah coba taat, ga kelar2, ujung2 nya mati” Pola pikir ini sudah tancep dalam. Kamu debat mreka, ga akan selesai Kenapa? Mereka kepepet mas mbak Saya mencoba memahami sisi ini
6. Apakah berarti nakes dan dokter harus berhenti edukasi? Tidak. Kita teruskan. Tapi kita ga perlu memaksa. Karena skrng orng sudah mulai lelah marathon
Biarkan orng memilih jalannya masing2 Tugas kita, memberi edukasi bagi warga yang mash kuat “lari marathon”7. Saya yakin temen sejawat sekalian juga seharusnya tau kasus2 ini : Dari surat swab palsu, swab bekas, oknum yg ngakalin karantina, korup bansos, kebijakan ubah2, perjalanan harus swab antigen, vaksin mandiri Wajar ga kalo warga nya tambah lelah?
8. Saya berusaha memahami warga yg sudah sangat lelah. Mreka bahkan bisa termakan issue hoax covid dengan sangat mudah. Kenapa? Ya Karena lelah Lalu sebagai nakes dan dokter, apa tindakan kita?
9. Menurut saya pribadi, kita fokus edukasi, dan meluruskan hoaxnya Kalo misal nya ada yg ceng2 in: abaikan Tapi kalo sudah mengancam, menghina dengan kasar, baru sampean bertindak
10. Saya yakin, kawan2 sejawat sekalian juga sudah mulai lelah Maka saya sarankan. Teruslah edukasi. Tapi. Jangan terlalu kecewa dengan hasil akhir Yg penting kita sudah berusaha. Skrng semua tergantung masing2 warga Manusia toh tempatnya salah bukan?
11. Contoh larangan mudik? Warganya beberapa tetap akan mudik. Dengan segala akalnya Tau kenapa mudik? Krena mreka tau, mreka bisa mati kapan aja. Maka mreka pengen ketemu keluarganya. Sekali. Atleast. Karena mreka ga tau kapan pandemi selesai
12. Sejatinya solusi kita tu simple kalo sekarang Orng lupa pake masker > ingatkan Orng ga percaya covid > hindari debat tak berujung 2020 covid hal baru 2021 covid “hal biasa” bagi rakyat kita
13. Apakah berarti nakes dan dokter “menyerah” di 2021? Saya rasa tidak Kembali saya berpendapat, truslah edukasi, tapi tujuannya diubah Jika dulu kita bertujuan mengubah dunia Skrng kita bertujuan “menjaga sekeliling kita”
14. Anda panik melihat tanah abang rame? Atau warung2 rame? Menggumam, atau memviralkan mreka di media sosial. Tidak menyelesaikan masalah. Kenapa? Karena sekarang mreka tidak peduli, sudah capek mreka ni Dan batas capek orng beda2
15. Coba tanyakan pada diri anda masing2. Saya yakin, sejatinya sekitar kita bisa jadi udah banyak otg, dan saya yakin. Anda tau pandemi covid sulit slesai di Indonesia Anda juga tau itu Mencegahnya kita skrng cuma mencegah agar tidak terjadi “kejadian yg lebih fatal”
16. Opini ini saya yakin ga semua kawan2 setuju, saya tau. Santai. Saya menrima argumen anda juga Jikalau saya lupa pake masker, jangan segan tegur Jikalau anda ga percaya covid, gpp, artinya anda sudah lelah, dan saya ga akan mendebat Kembali. Ini soal marathon 🙂
17. Tanamkan optimisme dalam diri anda sesuai dengan cara anda masing2 Itu point penting agar anda ttp bisa berlari 🙂
18. Dan terimakasih sebesar2 nya buat yg masih kuat bertahan, dan terus saling mengingatkan ❤️✌️