Original thread by M. Muhadjir (@Muhadjir_M)
Perang Bubat,
adalah sejarah SESAT
(Sebuah utas)
Sejarah akan selalu berulang, bahwa bangsa Indonesia (Nusantara) dari dahulu selalu mudah teradu domba dan selalu ada yang mengadu domba.
Apalagi sejak kedatangan Belanda di negeri ini, dengan siatem politiknya devide et impera.

Banyak sejarah yang dibuat oleh Belanda yang tujuannya untuk memecah belah bangsa dan dengan cerita yang menyesatkan
Sejarah harus diluruskan.
Salab aatu di antaranya adalah tentang Perang Bubat.

Perang antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda, yang hingga kini menyisakan catatan kelam. Tidak ada nama jalan Hayam Wuruk atau Gajah Mada bahkan Majapahit di Jawa Barat (atau sebaliknya).

Sejarah ini pula yang kemudian juga melahirkan keyakinan masyarakat kita, bahwa tidak baik orang Jawa (khususnya Jawa Timur) menikah dengan orang Sunda.
Perang Bubat adalah ganjalan psikologis hubungan orang Sunda dan Jawa itu.
Menurut KH. Agus Sunyoto, M.Pd sejarawan Islam yang pernah dipunyai bangsa ini, khususnya @nahdlatululama, menyatakan bhw mitos seperti itu lahir dari imajinasi yang tidak benar. Perang Bubat itu tidak ada, dan tidak tertulis dalam sejarah
Pararaton yg sering dijadikan referensi

Perang itu tidak pernah ada, sejarah tdk pernah menyliskannya, baik di Kerajaan Majapahit ataupun Kerajaan Sunda.
Dilacak hingga Leiden-Belanda, tdk ada dokumennya.
Study lapanganpun tidak pernah ada petilasan, kapan, dimana, dan bekas-bekasnya, semuanya tidak ditemukan.
Mengapa sejarah sesat ini berlarut hingga berabad-abad ?
Karena sekolah mengajarkannya, bahkan hingga saat ini.
Untuk itu jangan asal percaya dokumen Belanda, yang memang dibuat untuk tujuan memecah belah bangsa.
Dan kita termakan olehnya, tanpa mencari informasi sesungguhnya.


Pak KH. Agus Sunyoto,
Semoga berbahagia di alam keabadian, ya Pak
Dengan mengharap ridho Allah, semoga surga menanti
Njenengan bisa bersua dengan sejumlah pelaku sejarah yg njenengan tulis, tdk perlu lagi dikhabarkan soal hasil pertemuannya ya, Pak.
Pak KH. Agus Sunyoto,
Biar kami dan anak-anak muda, yang sekarang sedang berjihad mencari kebenaran, di manapun kami menggali ilmu, mau meneruskan jejak njenengan.
Yaitu : bertanya, mencari dan menggali informasi.
Agar kami tidak menjadi generasi HOAX.
Al Fatihah.