Pentingnya Komunikasi Sejak Dini, Menyampaikan dan Menerima

Original thread by Naajmi W (@Hujandisenja)

aku tuh susah banget untuk komunikasi perasaan dan emosi aku sendiri, entah itu marah, kecewa, jealous, ga suka, terluka dll

mungkin karena sejak kecil ketika aku marah atau kecewa ga pernah divalidasi, jadi terbawa sampai dewasa.

selalu yang ditampilkan perasaan yang baik2 aja


akhirnya terbawa terus masuk ke dunia kerja, pertemanan, relationship, bisnis dll

akhirnya kalau ada apa2 selalu diam, karena takut untuk komunikasi. takut ga divalidasi perasaannya, takut bikin orang lain marah karena “ini loh kondisi perasaanku tuh begini lagi kecewa denganmu”


kadang sebelum aku ngomong aja udah di gaslight duluan, jadi trauma dan susah banget untuk komunikasi dengan baik dan berakhir dengan aku ‘menghilang’ karena ga tau mesti ngapain, berbuat apa dan bicara apa

dan mungkin akhirnya orang lain creating persepsi negatif tentang diriku


sebegitu takutnya diriku untuk berkomunikasi tentang rasa marah dan kecewa.

dan kepikiran kalau aku marah terus mereka balik marah maka itu tanggung jawabku karena aku bikin mereka marah atas rasa marahku


satu bulan terakhir sebetulnya diriku dipenuhi rasa marah dan kecewa, tapi lagi2 aku ga bisa duduk bersama dan ngomong dengan orang2 yang bersangkutan dan lagi2 membiarkan mereka dengan cerita mereka sendiri tentang diriku yang menghilang.

aku kaya udah ga peduli sama sekali


tapi beberapa hari ini dengan banyaknya kejadian, dan aku ‘ketemu’ inner childku lagi, menghabiskan banyak waktu bersama inner childku lagi sampai di satu titik aku sadar inner childku terluka ga dapat validasi, masa sedewasa ini udah punya dua anak juga masih ga dapat validasi?


akhirnya siang ini ketemu kak benny dan ngobrol banyak banget, dan aku inget kak ben bilang “Naj, it’s okay loh untuk komunikasi ur feeling”

Baca Juga  Alasan Final Argentina vs Prancis Terbaik Sepanjang Masa

iya juga ya, kalo ga komunikasi gimana orang tau apa yang menyebabkan aku menghilang krn rasa marahku dan kecewaku.


plus di umurku sekarang kayanya ga bijak untuk main ngilang2 aja hehehe

malam ini aku memutuskan untuk melawan rasa takutku sendiri dan mengkomunikasikan rasa kecewaku, rasa marahku, rasa sakitku dengan sangat baik2 and suprisingly perasaan dan emosiku divalidasi! ?✨??


dia orang yang pertama yang validasi rasa marahku, orang pertama yang memahami rasa kecewaku dan orang pertama yang engga menyalahkan aku balik dan orang yang pertama yg bilang maaf ketika aku komunikasikan rasa marah & kecewaku.

and i thank him too karena sudah validasi ✨?


entah ya ketika perasaanku divalidasi justru aku sangat nyaman sekali, segala ketakutanku hilang, rasa marah dan kecewaku juga hilang

yang ada hanya aku bener2 bisa bernafas lega dan memaafkan dengan ikhlas juga mencintai dengan tulus dan pengen jadi jauh lebih baik lagi


now i just want to learn more how to communicate yang baik, menyampaikan perasaanku dengan baik2 juga dan belajar untuk menerima dan terbuka ketika orang lain juga berkomunikasi tentang rasa marah mereka ke aku

i just want to be a better person day by day ?✨


oh and my inner child, kulihat dia semakin baik hari ini ??✨


untuk semua yang masih memilih untuk ‘ngilang’ daripada mengkomunikasikan perasaannya karena ketakutan2 dan trauma, semoga suatu hari nanti bisa berani dan berdamai ?✨


yes, kejadian hari ini pun bikin aku jadi lebih menyadari bahwa selama ini juga punya kekurangan sbg orang tua yg kadang ga validasi perasaan marah anak2ku. Mulai skrg mau belajar untuk lebih mendengarkan mereka dan ada buat mereka walaupun mereka masih kecil2 ?✨

Baca Juga  Achmad Mochtar, Mati Demi Para Peneliti Yang Dipimpinnya

@Hujandisenja Peluk kaknaj!! ??? ini jd pengingat jg buatku sbg ortu biar belajar memvalidasi perasaan anak2, huhuhu


— QRT https://twitter.com/wencod/status/1550860511293480962

this! ini juga sepintas kak ben obrolin pas tadi aku ketemu blio

aku malam ini jadi paham bahwa aku juga harus improve untuk jadi lebih baik lagi baik dalam menyampaikan dan mendengarkan, bukan hanya nanti terus2an cari validasi emosi karena udah keenakan tp ga ada improve

Dan iya, komunikasi itu bukan sekadar kita yang ngomong kebutuhan dan keresahan kita, tapi juga belajar mengerti, mengoreksi diri dan mengakomodasi pihak lain yang membutuhkan kehadiran dan pengertian dari kita juga. Ini bagian yg paling sulit, bukan sekadar mendengar tp menyimak


— QRT https://twitter.com/bennysiauw89/status/1550317640438009856

semua berproses dan saat ini aku menikmati prosesnya, validasi yg aku ga pernah dapat sejak kecil dan mempengaruhi pola komunikasiku hingga dewasa akhirnya aku dapatkan malam ini, dan aku dalam proses untuk improve komunikasi yang baik dalam menyampaikan dan mendengarkan ?


mumpung malem sekalian curhat ?

masalah pola komunikasiku yang menurutku kurang baik ini juga mempengaruhi relationshipku in the past

ketika ada hal yg aku ga suka dan bikin marah, aku ga pernah mau komunikasikan dan malah diem aja atau ngambek ga jelas juga ilang


instead of berkomunikasi ke yang bersangkutan, aku dulu justru malah cerita dan komplainnya ke temen yang sebenernya ga bikin jadi tambah baik malah runyam

ujung2nya rata2 sebagian besar relationshipku bubar jalan semua dengan sisa2 rasa marah dan kecewa yg belum tersampaikan


akhirnya jadi benci dan create “ah si Naj mah kabur2an mulu, capek gw”

setelah dipikir2 barusan, ya capek juga kalo aku jadi mereka harus menghadapi diriku yang ada masalah bukannya duduk bicara malah lari dan bikin mereka mikir “ini perempuan kenapa? ngambek kenapa sih?” :)))

Baca Juga  10 Honest Quotes About Self-Care

karena pola komunikasiku yang buruk dan ‘hilang’ dalam setiap hubungan pula menyebabkan ada yang jadi trauma mentalnya bertahun2 dulu dan ini yang bikin aku nyesel, nyesel karena trauma ku jadi bikin orang lain trauma juga, dia tidak seharusnya menerima ini.

Pentingnya Komunikasi Sejak Dini, Menyampaikan dan Menerima

kenapa sih seringnya dulu diam atau menghilang?

mungkin karena takut, aku takut kalau bilang “saya marah karena kamu begini begitu” nanti dijawabnya “alah gitu doang jealous” “ah kaya anak kecil kamu, begitu aja dibesar2in”


padahal memang hal yang dilakukan tersebut membuat perasaan ku luka. nah karena ketakutan akan nanti responnya digituin makanya ku ga mau komunikasi dan memilih ngambek atau hilang sekalian dulu2 tuh


bahkan dalam pernikahan pun aku masih begitu, suka ngambek ga jelas ga mau komunikasikan apa ku rasakan sampe kayanya andi capek ngadepin hehe ?


dan hari ini saya sadar komunikasi penting.

menyampaikan apa yang kita rasakan itu penting dan rasa yang kita rasakan juga valid, tentunya disertai dengan pengertian bahwa kita melakukan hal yang sama untuk mendengarkan dan validasi.

yah for a better love life sih hehe


yah begitulah, capek udah malem mari tidur ??✨

Leave a Reply