Naikkan Positioning Kamu Sebagai Jobseeker, Fresh Grad atau yang Mau Pindah Bisa Coba Ini

Original thread by @ikanatassa

Okay, yok kita ngobrolin tentang gimana ‘menaikkan’ positioning kau sebagai jobseeker, apakah masih fresh grad atau pegawai yg ingin pindah ke kantor lain. Thread ya.

Naikkan Positioning Kamu Sebagai Jobseeker, Fresh Grad atau yang Mau Pindah Bisa Coba Ini


Cari kerja itu sulit. Ini baru ngomong cari kerja ya, belum lagi cari kerja yg sesuai dgn keinginan, makin sulit. Aku tadi coba cari-cari data, kata BPS kurang lebih ada 7 juta pengangguran di Indonesia (ini kyknya blm dikurangi yg memilih wiraswasta), tp tetep, sainganmu BANYAK!


Sainganmu saat melamar ke satu posisi di perusahaan manapun itu pasti banyak (ribuan nyampe lah), masing2 berbekal pendidikan macem2 dari perguruan tinggi di dlm dan di luar negeri, banyak yg mungkin lbh pinter. Sblm masuk tes, ada seleksi berkas dulu, bs aja gugur di situ.


Utk bisa lolos, berkasmu harus stand out. Berkas itu kan sesungguhnya resume/ikhtisar siapa dirimu, apa latar belakangmu, dan apa yg bisa kau lakukan kan, istilahnya ‘what you can bring to the table’, jd kalau mau berkas stand out, KAU HARUS STANDOUT. Gimana supaya bs ‘menonjol’?


Aku pernah jd recruiter di kantorku, dr level fresh graduates sampai level special hire level manager/senior manager, interview mrk sblm final interview o/ SVP. Aku jg mengajar ODP & kacab2 di topik commercial banking & transaction banking. Ini basisku kasih advis berikut.


1. CV-mu hrs menunjukkan kau org yg care sama personal growth-mu. Bs terlihat dr prestasi akademis & non akademis, maupun kegiatan yg kau lakukan baik dlm kampus maupun di luar kampus. Someone who cares about his/her personal growth would’ve exposed themselves to many things.


Contoh hal2 yg bisa kau lakukan utk personal growth: a. belajar hal baru (belajar bhs asing, skill yg computer-based atau lainnya, atau kau ikut kelas/workshop, inget bukan cuma dpt sertifikat ya krn pas interview nanti kutanyainlah kau apa yg kau dpt dari workshop itu).


1 hal: kau wajib bs bhs Inggris. Wajib. Bukan cuma krn ini bhs internasional yg nanti akan banyak dipake saat komunikasi profesional termasuk business deals, tp jg krn banyak buku, artikel, jurnal yg blm ada bhs Indonesia-nya tp penting kau baca utk tambah pengetahuan & wawasan.


Buat aku yg bergerak di perbankan, artikel2 Harvard Business Review, Harvard Business School Working Knowledge, Inc., Fast Company dll itu semuanya dlm bhs Inggris. Utk yg bergerak di dunia kreatif, itu tutorial, manual book, blogs jg banyak dlm bhs Inggris.


Dgn nggak bisa bhs Inggris, sebagian besar akses pengetahuan yg sedemikian infinity-nya di internet jadi ‘tertutup’ buatmu. Sayang kan? Jadi beneran deh, usaha semaksimal mungkin biar bisa bhs Inggris.


Ada 2 skills yg menurutku penting apapun itu bidang pekerjaanmu: Excel (utk mengolah data) dan Keynote/Powerpoint (utk presentasi). Bukan cuma masalah gmn menggunakan software-nya tapi jg gmn membuat presentasi yg kece secara tampilan dgn konten yg speaks volume.


Presentation & communication skills will open a lot of doors for you. Kau boleh punya gagasan, ide, dan pemikiran yg brilliant, tapi kalau kau nggak bisa menyampaikannya dgn cara yg menarik, engaging, convincing ya nggak akan ke mana2 itu ide.


Kita masuk ke point selanjutnya ya: b. Kegiatan non akademis: banyak2lah ikut volunteership (jd voluntir @makassarwriters misalnya), organisasi, social work, krn kegiatan2 ini akan melatih kau dlm hal komunikasi, adaptasi, teamwork, problem-solving.


Lewat kegiatan model begini, kau juga akan terbiasa diskusi dan bertukar pikiran dgn orang2 yg berbeda dgnmu, belajar kerja bareng, sekaligus belajar mengungkapkan gagasan, melatih percaya diri juga.


2. Dari segi how and what you are on paper, kita masuk ke kau sebagai pelamar ‘menampilkan’ dirimu saat dipanggil interview, baik secara tampilan yg terlihat (outfit, appearance, composure) sampai yg akan digali oleh recruiter. Pada dasarnya, kami maunya org yg punya potensi.


a. Saat muncul interview, kesan pertama itu penting dan itu terlihat dari penampilanmu. Datenglah dgn rapi, bersih, wangi, berpakaian sepantasnya sesuai posisi yg dilamar. Contoh kalau kerja kantoran, dtg dgn celana bahan, kemeja rapi & dasi. Nggak perlu branded tp presentable.


b. Aku tau proses interview pasti paling bikin grogi: takut salah jawab, takut blank, banyak. Sesungguhnya utk siap menjalani sebuah interview dgn percaya diri yg pas itu adalah datang dlm keadaan sadar dan tahu ‘aku siapa dan aku ini apa.’


Sounds simple, right? Caranya supaya tau jg nggak susah kok. Kita cuma perlu ambil kertas, pensil/pulpen/spidol/suka atimu, dan duduk merenung menjawab pertanyaan2 berikut …


1. Apa yg plg kusuka dr diriku sendiri? 2. Apa yg kurasa perlu diperbaiki? 3. Momen yg mana dlm hidupku yg bikin aku plg bangga+bahagia? 4. Masalah terberat apa yg pernah kuhadapi & gmn aku menyelesaikannya? 5. Apa yg pernah ‘diajarkan’ org lain ke aku yg plg kuingat?


We are the sum of our choices. Apa adanya kita sekarang hasil pembelajaran & pilihan2 yg kita ambil sepanjang hidup kita. Dlm menjawab pertanyaan2 tadi, kau jadi menelusuri ulang perjalanan hidupmu. Kau jd belajar lg ttg dirimu sendiri, mengenal dirimu sendiri.


Kalau kau nggak ‘mengenal’ dirimu, gimana kau bisa mengumpulkan cukup rasa percaya diri utk ‘menjual’ dirimu di depan recruiter? Gimana kau bisa menjawab pertanyaan dgn nggak fake? Gimana kau bisa tau apa yg ‘membuat kau unik’ dibanding org lain?


Jika sampai skrg kau msh sulit dpt kerja, coba kejar terus personal growth-mu: belajar hal baru, perbaiki skill yg ada & tambah skill baru, fasihkan bhs asingmu, perbaiki social media-mu (recruiters umumnya ngecek), perbaiki communication skills (ini krusial bgt). You got this!


Hey, guys! Lanjut ya thread-nya. Kali ini aku akan ngobrolin ttg 2 skills kunci yg akan sangat banyak kepake (dan juga jadi penentu keberhasilanmu) baik waktu melamar kerja ataupun pas nanti udh kerja: COMMUNICATION & PRESENTATION SKILLS


Communication skill ini jelas luas bangetlah ya cakupannya, tapi intinya 2 besaran: 1. Gimana bisa menyampaikan pemikiran dan ide-idemu dgn luwes, percaya diri tadi nggak berlebihan, & menyenangkan. 2. Gimana jalin rapport yg beneficial kpd sesama rekan kerja & atasan.


Satu hal yg hrs kugarisbawahi: merasa gugup itu wajar. Banget. Grogi/gugup itu tandanya kau peduli. Total public speaking/presentasi yg kulakukan di bank & events mungkin udh lbh 1.000, tapi tiap kali aku msh grogi kok. Mau simple talkshow dgn pembaca aja aku pipis2 dulu.


Waktu mau ngomong di Frankfurt Book Fair kan makan siang dulu tuh, saking gugupnya bajuku ketumpahan kuah kari. Makin stress kan? Aku langsung ke toilet & buka baju itu (yg tadinya daleman jaket) dan zipped up jaketku. Alhamdulillah acaranya lancar walau sempat mini-disaster.


Prnh waktu mau diwawancara di Kick Andy, sumpah itu aku grogi & deg-degan setengah mati sampe bolak balik pipis. Gongnya waktu aku mau pipis dgn mic udh di-clip di jeans-ku dan aku lupa jd pas buka celana nyemplung tuh alat di toilet ?, untung gpp. Link:
https://m.youtube.com/watch?v=jhzyvstoZxI

Baca Juga  Benarkah Buton Tidak Pernah Dijajah Belanda?

Acara sesederhana talkshow dgn pembaca yg aku tau audience-nya udah jelas2 nggak bakal ngelemparin aku dan aku tau friendly aja aku masih terpipis-pipis dulu kok. Kenapa aku grogi? Bukan krn takut salah, tapi lbh ke takut mengecewakan orang2.


Aku takut mengecewakan pengundang, orang2 yg udah niat datang utk dengerin aku bicara, penonton, boss (kalau di kantor), macem-macemlah. Aku jg takut mengecewakan diriku sendiri (if that makes sense). I get this one shot & I don’t want to screw it up. Rasa takut ini jadi beban.


Sebagai pelamar yg berhasil dipanggil interview, rasa grogi yg kalian alami itu juga berasal dari rasa takut mengecewakan itu. Takut mengecewakan si recruiter & tentu, takut mengecewakan dirimu sendiri. Ditambah takut jawabanmu salah.


Let me tell you something. Dlm interview (kecuali utk pertanyaan yg bersifat teknis), tidak ada jawaban yg benar atau salah. Yg dicari adalah jawaban yg genuine dan memiliki alasan (reasoning) yg jelas. So it’s not what you answer, it’s why you answer it that way.


Karena yg kami sebagai recruiter ingin kenal adalah dirimu (bukan diri orang lain), jawablah apa adanya sesuai yg kau tahu jadi kau bisa sedikit lebih rileks krn nggak berusaha jd org lain. Ngaku gugup di awal nggak apa2 kok, berarti kau tdk takut terlihat lemah.


“Maaf, Pak/Bu, jujur saya agak gugup.” Nggak akan dimaki kok kau kalau ngomong gitu, paling interviewernya senyum: “Nggak apa2, yuk silakan jawab.” Dari mengakui kau gugup & kau sadar gugup itu wajar, satu beban udh terlepas dari pundakmu.


If you stop worrying about being nervous, you stop being nervous. Biasanya lalu perlahan kepercayaan dirimu muncul dan kau bisa lebih tenang menjawab pertanyaan. Interviewer itu hanya ingin mengenal dirimu kok.


Beberapa catatan sebelum kau melamar: 1. Jangan bohong di CV, pas interview kami akan random konfirmasi isi CV-mu dgn minta kau jelasin detail 2-3 points, bisa kelar kau ketauan bohong. 2. Mannerism saat interview, standarlah: sopan, bicara dgn nada normal, senyum, jgn memotong.


Pada akhirnya, saat interview itu communication skill-mu diuji. Kau bisa aja tau jawabannya tapi bingung gmn jelasinnya jd kebingungan itu bikin makin grogi. Kau takut salah ngomong. Kau merasa pemalu. Kau merasa nggak mampu. Ujung-ujungnya lidahmu pun kelu.


Lanjut. Sebenarnya semua org punya kemampuan komunikasi, dgn temen atau keluarga ngobrol jg lancar kan? Krn apa, krn berada di posisi nyaman. Jadi permasalahan utama yg bikin sulit bicara itu krn gugup. Gugupnya krn nggak merasa di posisi nyaman+aman, pgn kabur rasanya


Kita nggak akan bs 100% nyaman saat menghadapi interview. Kyk kublg, merasa gugup itu wajar krn itu tanda kau peduli. Tapi kita bisa bikin rasa takutmu berkurang dgn datang well-prepared, salah satunya dgn mengenal dirimu. Caranya udh kubhs di bawah ini
https://twitter.com/ikanatassa/status/997014700809306112?s=21

1. Apa yg plg kusuka dr diriku sendiri? 2. Apa yg kurasa perlu diperbaiki? 3. Momen yg mana dlm hidupku yg bikin aku plg bangga+bahagia? 4. Masalah terberat apa yg pernah kuhadapi & gmn aku menyelesaikannya? 5. Apa yg pernah ‘diajarkan’ org lain ke aku yg plg kuingat?

https://twitter.com/ikanatassa/status/997014700809306112?s=21


Cara kedua, melatih merangkum siapa dirimu di matamu dlm perkenalan 1-2 menit. Do this exercise: write what & who you are in an interesting way in 1 paragraph that’s enough for you to speak out in 1 minute. In English (iya ini sekalian ‘maksa’ kau hrs bisa bhs Inggris).


It’s your exercise today. Avoid any boring crap like: My name is Ana, I’m 26 years old, I have 3 brothers & sisters, my father is a doctor & my mom is public servant,dll dst. Tuh saking bosennya, nguap si kucing. Cara kau memperkenalkan dirimu hrs menarik lah, jgn standar.


Aku kasih contoh gimana aku akan memperkenalkan diriku (ini dgn asumsi aku br lulus kuliah ya), ada di 4 tweets berikut:

Baca Juga  Cerita Pengalaman Memelihara Seekor Kukang
“Hi, you can call me Ika, I’m 25, and since as far back as I can remember, I’ve always wanted to see the world. If you ask me why, it was because of Tintin.”


“Yes, I know it sounds silly. I loooved reading Tintin comics when I was a kid, I still do actually. The one thing that attracts me the most is how Tintin & his friends got to have this different adventures in different places with different cultures. I find it fascinating.”


“It’s through Tintin that I first learned how diverse & huge our world is. So I started learning English early, I went on AFS program to the States and finished my high school there. It’s probably one the most exciting years of my life, making new friends, learning new things..”


“I wanted to be a diplomat because back then, the naive me thinks that’s the only way to see the world. I applied to HI UI, didn’t get in, which broke my heart. I got into Accounting USU instead, the 1st year was really hard because I felt I lost my chance to see the world.”


“Then I suddenly found out about Australia-Indonesia Youth Exchange Program. I applied, I endured the long selection process, & I got in! I took a semester off uni and went there. It was an apprenticeship program so I worked in an electricity company & and the Dept of Industry.”


“My mentors took me to see farmers, cattle owners, it was totally a new, exciting experience. To give back to the country after working in Australia, I did a month of community work in this tiny village in Central Kalimantan that can only be reached by boat.”


“I taught English to the village kids, taught them intercultural understanding through stories & games. No running water+electricity. I guess it was right then I realized it’s not just about seeing the world & acquiring the experience, but how I can apply that to make a change.”


“So here I am now, applying to your company, looking forward to learn a whole more of new things, looking forward to do something great together.” Itu contohnya.


Lebih dari 4 tweets ternyata ???. But you get my point, right? Don’t just introduce yourself, but tell a compelling story about yourself. Caranya: ambil 1-3 bagian hidupmu yg plg menarik, jadikan itu cerita utk ‘memperkenalkan’ dirimu. Yok, coba mulai bikin masing2.


Lanjuut! Kita msh ngomongin communication skill dan gimana sebenarnya ketakutanmu bikin kau jd kelu saat interview. Aku perlu tekankan bhw communication skill itu nggak cuma masalah apa yg keluar dr mulut, tp gmn kita ‘memroses’ ucapan lawan bicara dlm kepala kita lalu merespon


Here’s a little secret: it’s not about the question per se, it’s about what the question represents. Saat recruiter bertanya “apa kelemahanmu” (ini sering ditanyakan & banyak yg bingung hrs jawab apa), pertanyaan ini bukan sekadar mau tau kelemahanmu apa. Nggak sesimpel itu.


Gini, jawaban pertanyaan “apa kelemahanmu” itu bikin recruiter tau hal2 ini: 1. Apakah kau org yg sadar apa kelemahanmu & legowo mengakuinya? 2. Apakah kau sadar apa efek kelemahanmu pada kinerjamu & hidupmu? 3. Apa yg udh kau lakukan utk mengatasi kelemahanmu ini?


Useless lah tau kelemahan tp gak melakukan apa2 utk perbaikan. Jadi supaya besok2 pas interview nggak ngarang2 apa kelemahan yg sesungguhnya bisa diinterpretasi sbg kelebihan (ingat recruiters udh ngomong ke ribuan org, jawaban generik gak akan menarik), coba pake pendekatan td.


The same goes with your strength. Saat ditanya apa kelebihanmu, ingat bahwa esensi pertanyaan itu: 1. Apakah kau sadar talent/skill/attitude terbaikmu? 2. Apakah kau udh menggunakan kelebihanmu itu utk ‘menghasilkan sesuatu’? 3. Apa yg udh kau lakukan utk terus gali potensimu?


Semua pertanyaan interview yg terkait dgn pribadimu akan lbh lancar dijawab kalau kau – kembali lg ke point penting – mengenali dirimu sendiri: apa yg sudah kau dpt dr perjalanan hidupmu sampai saat ini, apa values yg kau pegang sekarang, apa yg kau mau utk masa depan.


Inti dari communication skills itu gini. No 1 itu yg membentuk dirimu. No 2 itu siapa dan apa dirimu sekarang termasuk apa yg bisa kau lakukan. No 3 itu bagaimana no 1 + 2 membentuk caramu berkomunikasi, termasuk menyampaikan ide. Mau extrovert atau introvert, kuncinya di sini.


It’s okay to be an introvert or an extrovert. It’s okay to be shy or talkative. Employers jg nggak mau kok punya pegawai yg kepribadiannya sama persis semua. You are unique, embrace that. Kalau kau udh ‘nyaman’ dgn siapa dirimu, akan lbh mudah ngomong ke org ttg siapa kau.


Segitu dulu ttg communication skill, nanti2 kita bahas ttg presentation skill. Aku memang nggak mau kasih tips praktis kyk ‘coba srg2 ngomong dpn cermin’ dll. I want to address the issue from the roots so the way you shape that skill will come naturally.


Hey, I’m back with some tweets on presentation skill. Here’s a little disclaimer before we start: I never learned presentation skill formally anywhere, all that I’m going to talk about here is based on my experience of presentations I’ve done so far & what I learned from them.

Baca Juga  Ilustrasi Nyata Tentang Siswa Tidak Belajar Apa-Apa Di Sekolah

During my 16 years as a banker, I’ve done probably thousands of them, to the team, to the BOD, to the clients. I’ve done more later on in some speaking engagements, to the producers , and I can tell you that it doesn’t get easier. It’s an art of combining style & substance.


Let’s talk about the very basic concept of style & substance. Udah pada buka puasa kan? Perhatiin foto ini: french toast with cinnamon & caramel glaze + assorted fruits. Melihat tampilannya, ngiler nggak? Aku sih ngiler gilaa.


When it comes to food, the way it looks is style. Penataan setiap unsur makanannya, sampai bentuk piring, jumlah glaze yg dituangkan, kemiringan rotinya, semuanya itu seni utk ‘mengundang’ & ‘menggelitik’ keinginan kita utk mencicipi.


Substance, dlm hal makanan, adalah rasanya. Bayangin kalau tampilannya udah secakep itu, pas dipotong dan digigit enaknya orgasmic, beuh itu namanya kombinasi yg sempurna antara style & substance. Tapi kalo pas dicicipi rasanya blah/meh atau malah plain horrible, sia2 style tadi.


A great presentation is a harmonious marriage between style and substance. Style: cara kau bicara, durasi, dan juga desain/tampilan presentasinya sendiri (apakah dlm keynote, powerpoint, atau software lain). Substance: ide/laporan/gagasan bahkan angka2 yg ingin kau sampaikan.


I always see presentations as a kind of storytelling: seni bercerita ttg apa yg ingin kita sampaikan, apakah itu berbentuk laporan ke atasan atau ide/gagasan ke siapapun yg perlu kau yakinkan, sehingga yg mendengar/menyaksikannya bukan cuma tertarik tapi jg paham, bhkn setuju.


Karena presentasi itu sesungguhnya adalah seni bercerita, maka ada hal yg bisa kita ‘mainkan’ di situ agar apa yg ingin kita sampaikan langsung ‘nempel’ ke audiens, salah satunya adalah runut alur presentasi. Let me elaborate more on this.


Gini, katakanlah atasanmu menyuruhmu bikin presentasi ttg strategi perusahaan. Idealnya, runutnya kita kan bicara kinerja yg lalu (past performance), analisa room to improvement, opportunities yg ada, baru masuk strategi ke depan, bukan ujug2 langsung strategi.


Saat kita ngomongin ide/gagasan, jgn langsung tembak ke gagasannya tapi ceritalah dulu gimana kau bisa sampai ketemu ide itu. It’s like taking the audience to follow your journey into discovery.


Here’s the thing. Kalau lagi on fire, biasanya omongan kita saat presentasi bisa lari ke mana2, atau kalau lagi gugup, malah jadinya mampet. Itulah perlunya bikin catatan dulu bahkan sblm mulai bikin keynote/bhn presentasinya. Ini contoh cat-ku (maaf tulisan cakar ayam ?)


Begitu kalian punya catatan key points yg harus disampaikan (tentu ini pake coret2 berkali2 baru ketemu alur tg pas), nantinya pas bikin slides jg akan runut, dan saat berbicara jg on point. Again, an example from a page of my notes (presentation topic is on top).


Semua yg baru aku tweets ttg seni presentasi tadi adalah substance. Isi gagasanmu yg ingin kau sampaikan ke orang2. Btw, ini contoh presentasiku di IdeaX tentang ‘selling your ideas & gaining traction on social media’


Now let’s talk about style, particularly these two things: they way you design your slides/presentation and the way you deliver/communicate them. I’ll start with the 1st one: kau wajib bisa (kalo sampe taraf menguasai lbh canggih lg) powerpoint & keynote. Udah bisa, belon?


Untuk belajar powerpoint & keynote nggak perlu kursus, cukup sisihkan 1 hari utk ‘bermain-main’ dgn fitur-fiturnya. Latihan buat kalian nih: bikin presentasi yg bercerita ttg perjalanan hidupmu cukup dlm maks 5 slide.


baru nemu artikel bagus ttg bbrp pertanyaan ‘liar’ dari recruiters, jadi aku tambah ke thread ini ya. sambil ngabuburit, coba dijadiin game sama temen. tulis di kertas 36 pertanyaan ini, gunting2, lalu cabut kyk arisan, gantian jwb pertanyaannya. go!
https://www.fastcompany.com/3056142/36-interview-questions-that-are-actually-fun-to-answer?utm_source=twitter.com&utm_medium=social

Leave a Reply