Original thread by The Conversation Indonesia (@ConversationIDN)

“Kak, mama minta 300 ribu dong buat bayar listrik.”

“Kak, tolong isiin kuota internet adek dong.”

“Kak, papa boleh pinjem uangnya dulu nggak? Mobil papa perlu dibawa ke bengkel.”

“Kak…” “Kak…” “Kak…” ?????

Kayaknya hampir tiap hari muncul twit menfess tentang curhatan anak-anak generasi sandwich.

Kamu salah satunya?

Banyak dari para generasi ‘sandwich’ tersebut merasa nggak enak untuk nolak dimintain uang, salah satunya karena keadaan yang memaksa mereka untuk membayar kembali jasa baik orang tua.

Tapi, bagi sebagian orang lainnya, jadi generasi sandwich juga bisa sedikit memberi keuntungan karena punya tambahan personil untuk bantu ngurusin anak saat jam kerja.

Atau itung-itung nunggu warisan rumah orang tua?

Baik karena terpaksa ataupun sukarela, jadi generasi sandwich bisa memberi beban ekonomi apalagi beban psikologis berlebih.

Jadi, selain mendorong pemerintah untuk memperbaiki sistem pensiun, apalagi yang bisa kita lakukan?

Baca selengkapnya tulisan Darmawan Prasetya dari The Prakarsa (@theprakarsa) tentang maraknya generasi sandwich: refleksi perlunya reformasi sistem pensiun di Indonesia https://theconversation.com/maraknya-generasi-sandwich-refleksi-perlunya-reformasi-sistem-pensiun-di-indonesia-183348