Kisah Pasangan Korban Tewas Pendakian Gunung Salak

  • Post author:
  • Post category:Cerita Horor
  • Reading time:14 mins read
Original thread by mwv.mystic (@mwv_mystic)

AKU PASTI KEMBALI
kisah pasangan dari korban tewas pendakian Gunung Salak, 2014

based on true story

a thread
#cintapertamadanterakhir
@RJL5_official @donfajaraditya

Kisah Pasangan Korban Tewas Pendakian Gunung Salak

“Lu pada ada yang mau ke Jakcl*th ga? Gue gaada temen nih” ujar Agung pada salah satu grup chat teman temannya. Namun tidak ada satupun yang membalas.

Melihat chat itu, Wulan, salah satu teman tongkrongan rombongan Agung mengirimkan pesan singkat langsung ke Agung.


“Gue lagi kosong nih, yuk kalo mau gue temenin” balasnya.

Agung menyambut ajakan itu dan merekapun pergi berdua ke acara tersebut. Tanpa disangka sebuah kegiatan singkat ini menjadi awal kedekatan keduanya hingga memutuskan untuk berpacaran.


Wulan sebenarnya enggan karena merasa risih jika dalam satu tongkrongan saling berpacaran, tapi sikap Agung yang sangat perhatian dan baik membuat Wulan akhirnya luluh dan berkata “kita jalani aja dulu” sebagai bentuk penerimaannya atas status itu.


Hari demi hari berlalu dan Agung benar benar menjadikan Wulan seseorang yang spesial. Menurutnya, ini adalah kali pertama ia berpacaran dengan seseorang, walaupun sebenarnya ia masih dilarang oleh ibunya untuk memiliki pasangan.


Agung memang anak mami, namun itu bukan berarti ia anak manja yang cengeng.

Suatu ketika, Agung mengabari bahwa ia akan bergabung dengan UKM Mapala, yang tentu saja membuat ragu Wulan. Terlebih, Agung belum berpengalaman mendaki sebelumnya.


“Aku bisa kok yang” yakin Agung saat ditanyai oleh Wulan.

Akhirnya Agung melakukan pelatihan pertamanya yang bertempat di Gunung Gede selama 3 hari. Selama itu juga hubungan komunikasi antar keduanya terputus karena pada pelatihan itu handphone dikumpulkan kepada para senior.


Pada Minggu sore, Wulan mendapat telpon dari Agung yang mengabarkan acara pelatihan di Gunung Gede berlangsung lancar dan ia berhasil. Dengan bangga ia membuktikan bahwa ia juga bisa menjadi pendaki yang terlatih yang dibalas dengan pujian oleh Wulan.


Namun ternyata pelatihan kemarin hanya awal, untuk mendapatkan slayer Mapala, para anggota baru termasuk Agung harus melalui proses pelatihan lainnya. Kali ini, lokasinya adalah Gunung Salak yang menurut kabar memiliki jalur lebih berbahaya dari Gunung Gede.


Wulan kembali menanyai kesanggupan Agung, namun sekali lagi Agung merasa dirinya sanggup dan dapat melaluinya sebagaimana di Gunung Gede. Karena sebelumnya Agung bisa membuktikannya, kali ini Wulan percaya dan membiarkan Agung mendaki untuk kedua kalinya.


Kali ini Agung juga meminta Wulan untuk meminjamkan salah satu flanel miliknya untuk dipakai saat pendakian.

“aku mau ngedaki nanti pake kemeja kamu” ujarnya.

Walaupun sempat heran, namun pada akhirnya Wulan meminjamkan salah satu kemeja flanelnya pada Agung.


Satu hari sebelum pemberangkatan, para calon mapala dikumpulkan di basecamp untuk mengikuti pengarahan sebelum memulai pendakian keesokan harinya. Wulan bersama beberapa teman tongkrongan lainnya sempat mengantarkan Agung ke basecamp sebelum akhirnya berpisah.


Namun beberapa waktu kemudian, sekitar jam sembilan malam, sebuah pesan masuk ke handphone Wulan yang saat itu sedang berkumpul dengan yang lain di salah satu warung.

“Aku gamau ikut ke Salak. Aku mau pulang. Bisa minta tolong jemput?”


Wulan bingung, bukankah sebelumnya Agung yang begitu semangat dan yakin? Apa yang terjadi sampai tiba tiba Agung malah meminta dijemput.


Ternyata pesan itu tidak hanya dikirimkan kepada Wulan, namun beberapa teman Agung lainnya juga dikirimi pesan serupa.. “jemput gue, gue gamau ke Salak” kurang lebih isinya seperti itu.


Mereka yang ada di tongkrongan itu saling pandang. Bukan hal mudah masuk ke kampus tempat basecamp mapala berada di jam selarut itu. Selain itu mapala dikenal sebagai ukm yang keras dan disiplin, mereka tidak akan membiarkan seseorang kabur begitu saja tanpa alasan yang diterima.

Baca Juga  Cerita Horor: Janur Ireng (Versi Lengkap)

Akhirnya mereka meminta Wulan selaku pacar Agung untuk meyakinkan kekasihnya itu bahwa semua akan baik baik saja.

Agung mengiyakan nasehat itu, dan beberapa waktu kemudian, sebuah voice note masuk dari Agung, isinya adalah suara Agung tengah menyanyikan lagu dari band Pasto,


“..aku hanya pergi tuk sementara..
Bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
Ku pasti kan kembali pada dirimu..
Tapi kau jangan nakal.. aku pasti kembali..”

Ujar Agung menyanyikan lirik berjudul “Aku Pasti Kembali” itu.


Pertama kali menerima vn itu Wulan cukup berdetak..

“Kamu kenapa sih nyanyiin begituan? Ya jelas lah kamu pasti bakal pulang.” ujar Wulan.

“Tapi aku takut aku gabisa pulang..” ujar Agung.

“engga.. kamu pasti pulang, janji” ujar Wulan.


Agung tidak menjawab itu, ia justru meminta hal lainnya kepada Wulan.
“Aku minta kamu ganti foto bbm kamu dong biar sama sama kayak aku” ujarnya.

Wulanpun menyanggupinya dan meminta Agung segera beristirahat serta menenangkan dirinya untuk pendakiannya esok hari.


Keesokan harinya, kepercayaan diri Agung sepertinya sudah kembali. Ia mengabari bahwa dia akan segera mendaki dan tidak lupa mengirimkan sebuah foto yang menunjukkan dirinya tengah berbaris dengan mengenakan kemeja Wulan.


“Liat nih aku beneran pake kemeja kamu yang. Aku bakal jaga dan bawa sampai keatas” ujarnya bangga.

Wulan hanya tersenyum melihat foto itu dan mendoakan agar semua baik baik saja.


“sampai ketemu hari Minggu yang” ujar Wulan sebelum akhirnya komunikasi keduanya terputus karena Agung sudah tidak bisa lagi mengakses handphonennya.


Malamnya, Wulan mendapati mimpi yang aneh. Pada mimpi itu Wulan melihat Agung sudah terbujur kaku dan dikafani. Wulan menceritakan mimpinya itu ke teman temannya

“Tandanya panjang umur tuh kalo ada mimpi kayak gitu” ujar salah satu orang disana.


Wulan hanya berharap tafsir mimpi itu adalah benar, terlebih kegiatan yang sedang Agung lakukan sekarang sangat beresiko.

Setelah mimpi itu, Wulan sakit selama beberapa hari dan hanya bisa beristirahat di rumah.


Tenaganya baru ada pada hari Minggu, karena hari itu adalah hari Agung akan pulang. Rencananya Wulan akan menyambutnya dan siap mendengarkan semua cerita pendakian Agung seperti yang ia lakukan setelah turun dari Gunung Gede dulu.


Namun bukan telepon dari Agung yang masuk sore itu, melainkan salah satu teman tongkrongan mereka.

“Lan, udah dapet kabar dari Agung?” tanya orang itu.

“Belom, belom aktif nomornya” ujar Wulan.

“Oh.. oke” lalu telpon dimatikan.


Wulan melanjutkan kegiatannya, sambil menunggu dihubungi Agung, ia mandi dan bersiap. Namun sekali lagi telepon dari temannya tadi kembali masuk.

“Lan, udah dapat kabar dari Agung?” tanyanya lagi.

“belum, kenapa? Kayaknya masih belom sampai” jawab Wulan.


“Oh.. yaudah oke” lalu telpon kembali dimatikan.

Wulan lalu membuka sosmednya, disana ada sebuah pesan baru yang masuk via dm twitter Wulan yang isinya..

“Maaf ganggu kak, ini kak Wulan pacarnya mas Agung kan? mau ngabarin mas Agung meninggal..”


Tangan Wulan seketika gemetar dan tangisnya meledak. Namun ia masih berusaha menelpon Agung dengan harapan pacarnya akan mengangkat telpon itu dan mengatakan bahwa berita itu adalah bohong. Namun telpon itu sama sekali tidak aktif.


Ditengah kepanikan itu, tiba tiba telpon dari teman Wulan tadi kembali masuk.

“Lan.. gimana? Udah dapat kabar dari Agung?..”

“..udah.. masa ada yang bilang Agung udah meninggal..” ujar Wulan, berharap temannya akan membantah kalimatnya itu.


“Iya Lan.. Agung meninggal di Salak.. sekarang jenazahnya lagi dibawa ke rumah.. lu sekarang dimana? bareng ikut kita ngelayat jenazahnya ya..” ujar temannya itu.

Baca Juga  Cerita Horor: Kampung Lelembut, Ringin Pitu

Wulan menangis sejadi jadinya, pikirannya terbayang tentang janji Agung bahwa ia akan kembali, ia akan pulang namun justru kabar ini yang ia dapatkan.


Menjelang maghrib, teman teman tongkrongan Wulan dan Agung yg berjumlah 3 mobil datang menjemput. Mata Wulan sudah sembab dan masih berharap ini hanyalah sebuah guyonan teman2 tongkrongannya.


Terlebih, saat ia masuk ke mobil, ada Agung duduk di salah satu bangku mobil itu.. melihat ke arahnya..

“kalian becanda ya? Ini Agung.. kalian bilang apasih tadi??” ujar Wulan saat melihat Agung duduk didalam.


“Lan.. Lan.. istighfar.. Agung udah gaada Lan.. ini kita mau ke rumahnya..”

“Kalian ngomong apasih?? Ini Agung. Hey kalian pura pura ga liat??”

“Istighfar Lan.. itu bukan Agung.. lo tau rumahnya Agung kan? Ayo kita kesana”


Wulan belum pernah sekalipun diajak ke rumah Agung karena hubungan mereka memang ditutup tutupi dari ibunda Agung yang belum membolehkan anaknya pacaran. Tapi Wulan pernah dibertau posisi rumah Agung saat mereka makan di salah satu kedai yang tak jauh dari rumah Agung.


“Kalian mau ngapain ke rumah Agung? Kan Agung ada disini..” ujar Wulan lagi. Namun ketiga mobil itu terus melaju dan mengikuti arahan Wulan menuju rumah Agung walaupun mereka tidak tau posisi tepatnya, hingga akhirnya bendera kuning memberitahu mereka posisi rumah Agung berada.


Semua teman teman Agung masuk ke rumah itu kecuali Wulan. Ia memilih berdiri diluar. Enggan melihat ke dalam yang kini sudah ada jasad Agung terbaring tak bernyawa. Ia belum siap dan terlebih ia belum bisa percaya bahwa Agung sudah tiada.


Hingga tiba tiba seorang wanita paruh baya keluar bersama salah satu teman Wulan.

“ini bu, yang namanya Wulan..” ujar orang itu.

“Wulan ya?.. kamu pacarnya anak saya?..” ujar wanita itu.


“Wulan sempat ragu untuk menjawab sampai akhirnya ibu tadi menunjukkan foto bbm Agung yang tengah berdua dengan dirinya.

“Iya bu..” jawab Wulan lemah.

“Ayo masuk.. Agung ada di dalam.. kamu kasih perpisahan terakhir buat dia..” ujar ibu tadi.


Tidak bisa menolak, Wulanpun masuk.. namun di dalam rumah itu, ia tidak hanya melihat jenazah Agung, tapi juga Agung lainnya yang tengah berdiri diam di samping jasad Agung yang sudah terbujur kaku..


Singkat cerita, pemakaman Agung dilakukan dengan diiringi isak tangis teman teman termasuk Wulan.. yang lagi lagi masih melihat Agung di salah satu barisan orang yang menghadiri pemakaman itu


Wulan sempat bertahan cukup lama disisi nisan Agung sebelum dibujuk teman teman yang lain untuk pulang dan mengikhlaskan kepergian Agung yang mendadak.


Pada hari berikutnya, diadakan yasinan di kediaman Agung. Kegiatan itu dihadiri oleh banyak orang termasuk para senior mapala yang pergi bersama Agung di hari tragis itu terjadi.

Pertanyaan sebab meninggalnya Agung pun menjadi topik bahasan saat itu..


“Agung hipotermia karena hujan badai diatas. Selain Agung ada satu orang lain yang juga meninggal” Jelas salah satu senior Agung.


Hal tersebut dibenarkan rekan mapala lain yg hadir di acara tahlilan tersebut. Namun belakangan muncul juga kabar bahwa Agung dan rekannya itu sempat tersesat saat mencari pos pelatihan yang tersebar di hutan Gunung Salak.

Alasan apapun yang diberikan, Wulan tidak menerimanya


Pengujian visum jenazah sempat ditawarkan pihak kampus kepada keluarga Agung, namun ibunda Agung saat itu menolak dan mengatakan sudah ikhlas dengan kepergian anak tercintanya itu.

Baca Juga  Cerita Horor: Ketika Harus Menempati Rumah Baru

Hari demi hari berlalu dan Wulan mencoba untuk menabahkan dirinya meski bayang bayang Agung seakan terus muncul. Ia bahkan tidak berani tidur sendiri dan memilih tidur bersama keluarganya dalam satu kamar.


Malam itu Wulan yang tidur dengan memeluk guling diatas badannya tiba tiba mendengar suara pria yang memenuhi kamarnya..

“Aku kangen kamu.. Aku kangen kamu… Aku mau liat muka kamu..” ujar suara itu yang terdengar seperti Agung.


Wulan gemetar namun tidak bisa berbuat apa apa. Ia mencoba mendiamkan suara suara itu namun suara itu kian meninggi dan seakan memenuhi ruangan..anehnya tidak ada satupun org yg terbangun dengan suara itu kecuali Wulan seorang diri.


Wulan membaca doa yang ia tau dan dengan mengucap bismillah, mencoba menggeser sedikit guling yang menghalangi wajahnya dan membuka matanya untuk mengintip sumber suara itu..


Namun seketika hening.. Namun tak lama, suara itu kembali terdengar namun mengatakan kalimat yang berbeda..

“Aku mau liat muka kamu semuanya… Aku mau liat muka kamu semuanya…”

Wulan kembali menutup matanya. Jantungnya berdegup kencang dan seakan ia mau teriak tapi tertahan.


Hingga akhirnya,.setelah membaca doa kembali, tanpa membuka matanya, Wulan menyingkirkan guling yang menutup wajahnya.. Dan seketika suara itu juga berhenti..

Namun saat Wulan membuka mata..


Agung sudah berada tepat diatasnya. Dengan wajah tersenyum dan jarak yang hanya sejengkal dari mata Wulan. Agung terlihat normal, namun ia memiliki kuncup pocong diatas kepalanya..


Wulan berteriak namun sekali lagi suara teriakan itu seakan tidak didengar yang lain.. Wulan segera menutup matanya lagi, dan kembali suara itu memenuhi kamarnya..

“Aku kangen kamu.. Aku kangen kamu.. Aku kangen kamu..”


Suara itu menggema hingga shubuh dan baru berhenti setelah menjelang terbit matahari..

Wulan coba melaporkan apa yang ia alami ke orang orang termasuk ibunda Agung, namun menurut mereka itu hanyalah makhluk lain dan bukan Agung..


Pada malam malam berikutnya setelah tahlilan, Wulan kembali mendapatkan kejadian yang serupa..

Suara itu muncul lagi di kamarnya lewat tengah malam.. Namun kali ini dengan kalimat yang berbeda..

“Ayo ikut aku… Ayo ikut aku.. Kamu tinggal sebut dua kalimat syahadat..”


Suara itu terdengar begitu dekat di telinga Wulan yang saat itu sudah tertidur. Wulan membuka matanya namun tidak ada apapun disana..

Tapi suara itu terus terdengar..
“Ayo.. Ucap kalimat syahadat.. Ayo ikut aku..”


Wulan terus memberontak dan mengucapkan istighfar.. “Astgahfirullah.. Astaghfirullah.. Astaghfirullah..” Namun tiba tiba bacaannya berubah seakan menuruti perintah suara tadi..

“Asyhad… Astagfirullah.. Astgahfirullah..”

Dan seketika sosok yang memerintahkannya itu marah..


Wulan tiba tiba merasakan sebuah tangan yang mencekik lehernya dengan sangat kuat padahal saat ia membuka mata tidak ada apapun yang melingkar di lehernya.


Wulan memberontak, mencoba berteriak ditengah susahnya bernafas, ia menghentak hentakan badan namun semua orang yang tidur di sampingnya tidak ada yang terbangun. Hingga sebuah ucapan astghfirullah yang cukup keras membuat cekikan itu menghilang..


Ketakutan Wulan akan kejadian itu tidak serta merta membuatnya melupakan Agung.. Justru ia semakin yakin ada sesuatu yang terjadi pada kekasihnya itu..

Ia tidak percaya Agung tewas karena hipo di Gunung Salak..


Dan untuk membuktikan itu, Wulan akhirnya memutuskan ke Gunung Salak untuk merasakan bagaimana hipotermia itu terjadi dan merasakan juga apa yang Agung rasakan menjelang kematiannya…


Kelanjutan kisah lengkap pencarian fakta kematian Agung dan hal hal aneh yang terjadi berikutnya hingga hari ini, dapat kalian simak di video Part Kedua penuturan Wulan di youtube @RJL5_official ini..

Leave a Reply