Original thread by ERA.id (@eradotid)
Divonis hukuman mati bukannya takut, eh dukun yang satu ini malah senyum-senyum ke awak media.
Ini dia Ahmad Suraji alias Dukun AS yang sempat viral di Tanah Air karena membunuh 42 perempuan dalam 8 tahun.

Kalau di Amerika ada Ted Bundy yang ngebunuh sekitar 28 perempuan, di Indonesia ada Dukun AS yang udah ngebunuh 42 perempuan.
Ternyata, sang dukun berumur 59 tahun ini membunuh karena obsesinya buat jadi orang yang luar biasa sakti. Orang kuat yang jago mekanik lah.
⚠️ TRIGGER WARNING! ⚠️
Kalau lo nggak nyaman dengan tulisan bertemakan pembunuhan dan kriminal, langsung skip aja thread-nya yaa.
Lanjut, yaa.. Gini ceritanya.
Mbah Dukun AS ini tertarik dengan dunia klenik ketika ia masih berumur 12 tahun melalui buku-buku peninggalan yang dimiliki oleh ayahnya.
Ia pun mengaku mendapat ilmu baru di dunia perdukunan dari mimpinya. Jadilah ia makin getol mendalami bidang ini.

Sang dukun ini melayani beberapa jasa seperti pasang susuk dan pengobatan orang sakit.
Semasa kecilnya, Mbah Dukun AS pernah dijuluki dengan “Nasib Kelewang” karena pernah tercebur ke dalam sumur yang dalam tapi tetap selamat.
Masa kecilnya juga seperti warga desa lainnya yang bermain dan berlarian di ladang.
Kehidupannya pun berubah 180 derajat ketika memulai poligami. Ia menikahi dua perempuan yang masih punya hubungan darah.
Alasannya berpoligami sih karena ia menginginkan anak perempuan yang tak bisa didapatkan saat bersama istri pertamanya.
Cukup dengan masa kecil Mbah Dukun AS. Kini pertanyaannya… Kenapa sih Mbah Dukun AS ini mau ngebunuh orang segitu banyaknya?
Ternyata nih, semua bermula ketika Mbah Dukun AS bermimpi soal ayahnya yang sudah meninggal.
Di mimpi itu, almarhum ayahnya yang ternyata juga seorang dukun memberikan wangsit untuk membunuh 70 perempuan untuk jadi orang sakti dan menebarkan “kebaikan” untuk warga sekitar.
Karena mimpi itulah sang dukun mulai mempertimbangkan wangsit dari sang ayah.
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menjalani wangsit dan mencari korbannya. Korbannya nggak jauh-jauh ia cari, yaitu para pasiennya di dunia perdukunan.
Ia mulai dengan mengikat kaki dan tangan korbannya. Kemudian mengubur hampir seluruh badan korban, dicekik, serta ditutup alat pernapasannya.
Sang korban pun meninggal karena nggak bisa melawan. Setelah itu, harta milik korban pun turut diambil.
Kejinya lagi, setelah sang korban meninggal, Mbah Dukun mengangkat korban dari tanah. Kemudian, ia menelanjangi korban untuk dikembalikan lagi ke dalam kuburannya itu.
Rata-rata korbannya adalah perempuan berumur 13 hingga 27 tahun. 42 kerangka jasadnya pun dimakamkan di ladang tebu kawasan Dusun Aman Damai.
Tapi, sepandai apapun menyembunyikan korban, pasti akan ketahuan.
Tahun 1997, aksinya ketahuan ketika ada seorang warga yang melihat mayat tanpa busana. Polisi pun langsung mengusut kasus ini.
Seorang warga bernama Andreas pun pernah mengantarkan korban yang bernama Dewi ini ke rumah Mbah Dukun AS untuk konsultasi.
Polisi memulai penyelidikannya dari tempat terakhir yang dikunjungi oleh korban bernama Dewi.
Tapi, pengusutan ini nggak mudah. Bahkan, penyelidikan kasus ini sempat terhenti karena kurangnya alat bukti yang dimiliki oleh kepolisian.
Laporan kehilangan lain pun bermunculan. Jejak terakhir orang-orang yang menghilang ini punya kesamaan, yakni mereka sama-sama terlihat terakhir di tempat dukun AS ini.
Dari sinilah mulai terlihat benang merahnya.
Sampailah kepada Dukun AS yang akhirnya mulai diperiksa. Seperti pelaku kejahatan pada umumnya, ia tidak mau mengakui perbuatannya.
Tapi setelah interogasi yang panjang, ia akhirnya mengakui perbuatannya membunuh 42 perempuan ini.
Di dalam penjara, Mbah Dukun AS sudah bertobat dari wangsit yang didapatnya saat memimpikan sang ayah. Ia lebih rajin salat dan mengaji. Tapi rasanya, semuanya sudah terlambat untuk hukuman yang ia peroleh.
“Kami, majelis hakim, memutuskan bahwa saudara terdakwa dijatuhi hukuman mati!”, ujar Hakim Haogoaro Harefa pada 24 April 1998.
Akhirnya, Mbah Dukun AS divonis hukuman mati. Hadirin yang hadir pun riuh bertepuk tangan memenuhi ruang sidang.
Tapi gilanya, Mbah Dukun AS hanya tersenyum kepada awak media, layaknya kasus ini bukanlah kasus yang besar.
Meski kuasa hukumnya melakukan kasasi, tapi semuanya sia-sia. Mbah Dukun AS pun tetap dihukum mati.
Akhirnya, ajal sang dukun pun datang pada 10 Juli 2008. 12 regu tembak Brimob Polri sudah siap menembak Mbah Dukun AS.
Mata sang dukun ditutup, kaki dan tangannya pun diikat di pohon, menanti ajal tiba.
12 regu tembak mulai menembakkan senjatanya hingga tiga peluru menembus dada sang dukun yang menginginkan kesaktian itu.
Ia pun langsung meninggal di tempat.
Keesokan harinya, Mbah Dukun AS dikubur sesuai dengan permintaan dari pihak keluarga.
Tapi warga Desa Sei Semayang, Deli Serdang menolak keras penguburan Mbah Dukun AS di desanya.
Lo bisa tonton versi videonya dari ERA di sini yaa:
https://www.tiktok.com/@eradotid/video/7137668790216690946?is_copy_url=1&is_from_webapp=v1
Lo bisa simak thread true crime lainnya yaa
❌ Pacaran ke Coffee Shop, nge-mall, atau ngelakuin hal produktif
✅ Pacaran ngerampok bank, nyuri mobil, dan ngebunuh polisi
Ini dia pasangan anti-mainstream yang bikin Amerika gempar tahun 1931 sampai 1934 karena ngelakuin hal kriminal bareng sebagai sepasang kekasih~

— QRT https://twitter.com/eradotid/status/1562766987889033217?t=tE3lL2gw816NOPU–l1f6w&s=19
“Aku Cinta Kamu, Sekarang Matilah..”
Kisah tragis bunuh diri seorang remaja ‘HANYA’ melalui sebuah handphone, dan didorong oleh kekasihnya sendiri.
Inilah The Massachusets Suicide Texting Case.
[A THREAD & TRIGGER WARNING!]

— QRT https://twitter.com/eradotid/status/1447211618111164424?t=ywKaOxCIxC06IExnJPvDRA&s=19
Junko Furota, gadis cantik korban kebiadaban anggota mafia Yakuza
400 kali diperkosa dan disiksa hingga tewas
– A THREAD –
Foto:http://kumparan.com

— QRT https://twitter.com/eradotid/status/1560225425036816385?s=20&t=hrSAB4oCsghrGyjI0z10ng
Bentuk kegagalan Polri dalam penanganan kasus Sum Kuning (1970).
Korban penculikan dan pemerkosaan yang pelakunya diduga adalah anak dari petinggi Yogyakarta.
Mengadu ke Soeharto pun tidak membuahkan hasil.
– A THREAD –
Foto: http://voi.id

— QRT https://twitter.com/eradotid/status/1557687119233302529