Original thread by TXT dari Sasingers (@txtdrsasing)
Kenapa Ustad di Film Pengabdi Setan Selalu “Kalah”?
Sebuah opini dari penikmat film horror @jokoanwar. Untuk have fun aja ini, jadi nggak akan ngambil teori-teori yang kita pakai di mata kuliah kritik sastra :”) Kalau ada spoiler bakal aku kasih warning di tweetnya.
By Braun

Sebelumnya mari kita ingat-ingat lagi tokoh agama di Pengabdi Setan 2017, Pak Ustad yang tewas karena diserang setan. Di Pengabdi Setan 2: Communion, Ustad Mahmud juga bernasib kurang baik.
Hal ini menimbulkan komentar seperti…

“Kok setannya bisa menang sih nglawan ustad?” Bahkan ada juga yang menganggap film ini menuntun penontonnya untuk tidak lagi percaya dengan bantuan Tuhan dalam situasi seperti itu.
Beberapa artikel menjelaskan fenomena ustad ini setelah PS 1 keluar, salah satunya dari Shela di http://Islami.co yg menulis: “Film Pengabdi Setan seolah sepakat dg Karl Marx ttg pemahaman agama…”
“Karl Marx mencurigai agama sbg senjata utk melancarkan tujuan dalam mengokohkan kesadaran palsu di masyarakat.”
Lebih lanjut ia menulis…
“Agama mendorong para pemeluknya utk melupakan penderitaan nyata & kesukaran yg membelit hidup mereka. Pendapat satir ditunjukkan Marx ttg kehadiran agama. Agama hanya sekadar doktrin metafisik. Agama hanya berfokus pada pengarahan pasca-kematian, dan tidak bersifat material.”

Sementara, Avicenna Raksa di http://tirto.id menuliskan bahwa penokohan Pak Ustaz yg seperti itu adalah siasat yang tepat. Hal ini krn zaman sekarang, narasi yg mendewakan pemuka agama sudah tidak relevan lagi, dan inilah yang ingin disampaikan Joko Anwar melalui filmnya.

Nah, Braun punya beberapa opini ttg knp bang Joko membuat kalah para ustad di Satan’s Slave Universe. Pendapat Shela & Avicenna yg kukutip bisa jadi benar, tapi coba sekarang pertanyaannya kita ubah jadi,
“Apakah tokoh agama perlu selalu dimenangkan dalam duel melawan setan?”
Bagi sebagian orang, adegan ustad mati 2x adalah pengulangan yang tidak perlu. Tapi bagi Braun, ini seolah memberikan emphasis/penekanan terhadap pesan yang mau disampaikan.
Pertama, dua film PS blm bisa kita lihat bigger picture-nya. Kalau kalian sudah nonton film keduanya, pasti makin banyak pertanyaan yang muncul, bukannya berkurang (meskipun ada beberapa misteri di film pertama yang terjawab). Makin banyak misteri yang jadi nilai jual film ini.

Memenangkan tokoh agama justru akan membuat cerita selesai “begitu aja”, malah mungkin resolusinya nggak terlalu bagus krn tidak menjawab inti permasalahannya.
Plot Satan’s Slave Braun rasa nggak terbatas di keluarga Bapak & Ibu yang terjebak perjanjian dengan setan dan anak-anak mereka yang harus menanggung akibatnya, melainkan agenda-agenda besar yang direncanakan anggota sekte.


Well, I’m so invested in this sekte jadi aku bakal terus ngikutin kisahnya –dan semoga dugaanku kalo universe-nya dibangun pelan-pelan adalah benar, jadi nggak ada kisah yg mubazir di film ini :”)
⚠️SPOILER⚠️ Kedua, melengkapi opini Avicenna Raksa, kurasa bang Joko juga ingin menunjukkan kalau “siapapun bisa kena” di film ini. Bagi yg udah nonton, pasti inget betapa ustad Mahmud sering nasehatin penghuni rusun (especially Tari) utk ga lupa shalat & beriman kepada Allah.

Berkali-kali juga Ustad Mahmud menegaskan kalau yang namanya hantu itu nggak ada, yang ada hanya jin yang menyerupai manusia dan nggak akan bisa menyakiti secara fisik. Hantu itu hanya manifestasi, katanya.
Ustad Mahmud hanya lupa kalau di dunia ini ada yang namanya sihir, & sihir bisa menyerang siapa saja. Kalau ilmunya ga tinggi, ya wajar kalah. Ini juga menunjukkan kalau ustad Mahmud adl manusia biasa seperti kita yang imannya bisa naik turun.

Okiee itu tadi sedikit dari Braun. Bebas banget kalau ada yg mau nambahin via komentar, aku bisa jadi tidak tepat menginterpretasikan filmnya. Braun merasa thread ini belum begitu memuaskan, jadi silakan add to the conversation by sharing your thoughts!!
Karena Braun juga bukan pengamat ahli, film ini terasa enjoyable. Aku yg biasanya merem kalau nonton horror, ini kutahan-tahan untuk terus melek dan ga tutup kuping agar maksimal feel-nya. Braun merasa dibawa menjadi salah satu penghuni rusun & ditambah rasa penasarannya.

It’s a 9 or even a 10/10 for me! Besok hari Minggu (7/8/22), Braun bakal rewatch PS 2 di Jogja setelah sebelumnya nonton di Solo. Siapa tau ada yang terlewat dari pandangan, seperti penampakan bang Joko sebagai cameo hihihi. Have a great day everyone!
Quoted Articles:
https://tirto.id/kekalahan-ustaz-kemenangan-setan-cyi4
https://islami.co/melihat-peran-agama-dalam-film-pengabdi-setan/