Foto Tentang Jakarta Di Belakang Gedung Megah Sudirman

  • Post author:
  • Post category:Pengetahuan
  • Reading time:12 mins read

[quads id=1]

Original thread by YONGHA (@piokharisma)

Jakarta sering ditampilkan dalam foto-foto deretan gedung megah di Jalan Sudirman hingga Jalan Thamrin.

Gue pengen share foto-foto tentang Jakarta di belakang gedung-gedung megah itu.

Foto Tentang Jakarta Di Belakang Gedung Megah Sudirman

Bukan tongkrongan mewah, hanya trotoar di depan sebuah proyek yang belum selesai, cukup menjadi tempat ngobrol yang nyaman bagi sebagian orang. Sambil menikmati minuman yang dijajakan keliling oleh abang-abang Starling.


Pasar Benhil sudah sepi tapi masih ada kesempatan meskipun kecil untuk mendapatkan sedikit rejeki. Keberuntungan bukan didapat, tapi dicari.


Pukul 9 malam di Pasar Benhil. Sebagian besar rumah makan/restoran sudah tutup karena menaati ketentuan pemerintah, tapi warung-warung di sekitar pasar masih banyak buka, melayani pedagang kecil dan sayur yang masih menunggu pembeli.


Sebelum pandemi, Benhil atau Bendungan Hilir adalah salah satu kawasan yang terkenal ramai hingga larut malam. Banyak percetakan digital yang buka 24 jam juga makanan enak membuat ramai, kini sepi bahkan sebelum pukul 10 malam.


Tiga foto terfavorit saat berkeliling sejenak di Pasar Benhil.

Tiga foto tentang tiga lelaki (yang mungkin juga seorang ayah) yang sedang berjuang untuk anak dan istrinya di rumah.


Salah satu gang di Benhil, berlatar belakang gedung tinggi yang tampak bercahaya di beberapa lantai meski di hari Minggu. Ada yang sedang lembur di salah satu ruangan ber-AC itu, sementara di sisi lain ada juga sedang lembur berjualan dari gang ke gang.


Gue ga mau bercerita soal kesenjangan sosial di Jakarta, tapi mau cerita soal betapa berwarnanya kehidupan di Jakarta. Gedung megah di Sudirman-Thamrin hanya sampul, karena banyak yang kerja di gedung bercahaya silau itu justru tinggal di dalam gang-gang kecil ini.

Baca Juga  Kurasi Fashion Keluarga Selebritas Indonesia di Hari Raya Lebaran 2021

Jembatan kecil yang sudah dilewati sekian banyak langkah kaki manusia-manusia kuat yang bergerak untuk mimpi atau sekadar hidup yang lebih layak.


Menjelang pukul 10 malam, seorang penjual kapas gulali masih meneruskan langkahnya menyusuri jalan Bendungan Hilir, sesekali berhenti mengistirahatkan kaki, melalui penjual pulsa.


Metropolitan.


Malam semakin larut. Satu per satu orang pulang menjumpai kekasihnya, hanya sebagian kecil masih bertahan menunggu peluang mendapat rejeki.


Biasanya di lokasi ada pemancing. Entah karena ikan udah habis atau ada alasan lain, malam itu tidak ada pemancing sama sekali.


Hanya menyisakan sunyi menjelang tengah malam. Sisa-sisa gema tawa dan percakapan tadi siang hingga sore di tempat ini sudah tidak ada lagi, hanya menjadi cerita kecil masa lalu yang akan dilupakan.


Ada yang masih mengayuh pedal sepedanya berkeliling untuk putaran terakhir, ada yang melepaskan lelah menikmati rokok dan kopi di sebuah warung, juga ada yang sudah terlelap dalam tidur meski bukan di atas kasur empuk tapi cukup membuat nyenyak.


Jakarta bukan Seoul atau Tokyo atau salah kota di Eropa.

Jakarta adalah Jakarta dengan segala hitam, putih, dan abu-abunya. Jakarta adalah Jakarta dengan segala gemerlap cahaya di balik suramnya lampu rumah dan warung kecil.


Selesai.




For more street photography http://instagram.com/cak_pio

For more Still Photo, Stage Photo and Portraiture http://instagram.com/piokharisma

For my best arts http://piokharisma.com

For my preset collection http://karyakarsa.com/piokharisma

Leave a Reply