Cerita Renovasi Bangunan Tua Yang Paling Seru

  • Post author:
  • Post category:Lifestyle
  • Reading time:14 mins read
Original thread by Ogie Hartantyo (@ogiehart)

Ini salah satu proyek renovasi paling seru yang pernah saya kerjakan. Bangunan tua, respon terhadap banjir, lebar lahan yang cuma 4,5 meter dan banyak lagi cerita yang akan saya bahas.

A Thread

From this to this

Cerita Renovasi Bangunan Tua Yang Paling Seru


Sebelum proyek yang ini, saya sudah pernah membagikan proses renovasi rumah lain yang juga terdampak banjir. Lebih lengkapnya ada di thread yang ini

Renovasi total rumah tinggal. Peninggian bangunan merespon banjir.

A Thread

From this to this






— QRT https://twitter.com/ogiehart/status/1415660662391414785

Masih dengan banjir yang sama di kota Semarang beberapa tahun yang lalu, daerah lokasi proyek ini mengalami banjir yang jauh lebih parah dibandingkan dengan lokasi proyek di tweet sebelum ini.


Pada waktu itu, di jalan raya sebelum masuk gang nya saja kendaraan sudah tidak diizinkan lewat karena banjir. Ketinggian air hampir se-lutut orang dewasa.


Tentunya kita semua berharap banjir tersebut tidak kembali datang. Meski begitu, tentunya kita perlu melakukan tindakan preventif, yaitu dengan peninggian bangunan rumah.


Namun sebelumnya ada hal yang ingin saya sampaikan, bahwa banjir merupakan masalah makro di level perkotaan bahkan nasional. Untuk menanggulangi banjir sebetulnya tidak sesederhana meninggikan rumah. Perlu adanya penanganan dengan skala yang lebih besar.


Jadi apa yang saya sampaikan di thread ini adalah Tindakan preventif yang bisa dilakukan di level individu. Khususnya, pada bangunan rumah tinggal.


Ada opsi-opsi lain dalam penanganan banjir seperti rumah model panggung dan floating house misalnya. Namun dengan menimbang biaya dan efektivitas renovasi, akhirnya kami memilih opsi pengurugan. Ada opsi pawang hujan sih tapi denger-denger lebih mahal.


Ini kondisi awal bangunannya. Ga banyak yg bisa saya share karena ya privacy aja sih. Tapi kurang lebih keliatan ya kondisinya. Sudah cukup tua memang bangunannya.

Baca Juga  Nasehat Mbah, Jika Ingin Keluarganya Sakinah, Amalkan Jopo Montro Ini


Ini adalah denah awal sebelum renovasi.

Jadi sebelum kita bahas mengenai pekerjaan renovasinya, saya mau bahas konsep desainnya dikit. Rumah nya bener-bener memanjang ke belakang dan lebarnya Cuma 4-4,5 meter. Iya agak ga lurus aslinya.


Sebetulnya rata-rata lahan di dunia ini juga ga lurus-lurus banget kok, ada aja margin miring beberapa puluh cm. Masalahnya kalo miring beberapa puluh cm terjadi di lahan yang sempit dan panjang ya jadi lumayan signifikan. Tapi bisa kok diakalin.


Masuk ke pembahasan tata ruangnya, jadi setelah teras kita masuk ke open plan living room, kitchen dining sama living area jadi satu semua di satu ruangan besar di depan.

Nah denah barunya kurang lebih kayak gini ya.


Setelah itu ada semacam open space gitu yang ada laundry juga. Setelah itu 2 kamar tidur, lalu ada open space lagi di belakang. Nah, kenapa kita buat ada 2 open space? Tujuannya supaya sirkulasi di rumahnya lancar. Sebisa mungkin mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan alami.


Lanjut ke pekerjaan renovasinya. Hal pertama yang dilakukan adalah pembongkaran bangunan. Yang dibongkar hamper semuanya sih, yang disisakan cuma dinding di kanan sama kiri aja. Itu pun juga sebagian juga ada yang dibongkar.


Langkah berikutnya pengurugan. Nah, karena banjir cukup tinggi, maka bangunan ini kita naikkan 150cm dari lantai aslinya.


Nah sambil diurug sambil dibikin juga pondasi untuk bangunan barunya. Btw ini sebenernya bangunan 1 lantai, tapi untuk kasus kayak gini sebaiknya pake pondasi cakar ayam buat bangunan 2 lantai sekalian. Soalnya bangunannya jadi agak tinggi nantinya.


Oke tahap selanjutnya mulai bikin struktur beton bertulang dan nyusun dinding batanya. Seperti yang saya bilang sebelumnya, dinding kanan kiri aslinya sebagian masih kita pake. Setelah diurug 150cm ya dinding aslinya tenggelam, seperti chat kamu di hp dia.

Baca Juga  10 Netflix Documentaries Will Change Your Life and Mindset


Nah dari situ barulah kita lanjut naikin bata lagi dari dinding yang tenggelam tadi.


Setelah dinding terbangun semua sampai gunungan kita mulai pasang kuda-kuda atapnya. Tapi sebelum kita pasang kuda-kuda, kita buat dulu dak talang di kanan dan kiri bangunan.


Karena atapnya berbentuk pelana maka air akan mengalir ke kanan dan ke kiri. Aliran air ke kanan kiri ini ditampung oleh dak talang yang nantinya akan membuang air dari atap ke saluran pembuangan lingkungan.


Nah untuk kuda-kuda atap, pada ruangan depan kita buat miring supaya plafonnya bisa ikut miring sesuai kemiringan atap. Setelah kuda-kuda jadi lanjut ke pemasangan atap dan finishing dinding bangunan. Untuk finishing dinding bangunan.


Selanjutnya mulai masuk ke detail-detail bangunannya. Plafon mulai ditutup, kanopi-kanopi mulai kita bikin.


Selesai plafon, tinggal masuk ke item-item finishing akhir kayak keramik, cat roster dan lain-lain.


Aku tau kalian kaget liat foto mbak2 di lorong yang ada di awal thread. Jadi dia adalah architect in charge di proyek ini, @kanyamary. Ini hasil renderan dia.

Cukup banyak adjustment di lapangan, tapi overall masih sesuai sama desain yang kami buat.


Oke masuk ke hasil akhirnya. Dari eksterior dulu. Konsepnya simpel aja, monochrome, putih abu item. Maksudnya agak-agak modern japanesse sih.

Iya, sayangnya kabel-kabel tersebut ga mau minggir waktu kami ambil foto.


Lanjut ke teras, jadi maksudnya sih ini jadi teras sekaligus ruang tamu plus tempat duduk-duduk. Jadi tangganya itu bisa dipake nongkrong.

Oiya, kenapa ada tangga? Ya karena bangunannya udah naik 150cm. Jadi ya naiknya dari depan.


Ini ruang favorit kami. Jadi ada ruang yg cukup besar di depan. Fungsinya sebagai living + dining + kitchen. Jadi masuk semua di sini.

Baca Juga  Multasking Itu Ga Sebaik yang Atasan atau Orang Kira


Plafonnya miring ngikutin atap. Terus kita pake lampu LED yang indirect. Tapi yang paling seru, ada skylight!

Fyi dengan skylight sekecil itu aja ruangan udah terang benderang. Jadi menurut saya di Indonesia ga perlu sih bikin atap transparan lebar-lebar


Di belakang ruang utama kita langsung ketemu open space.


Open space nya kurang lebih kayak gini. Dibalik dinding roster itu ada tempat laundry dan jemur. Sengaja kita taroh roster supaya jemuran ga keliatan tapi masih dapet sirkulasi udara. Di atas ruang itu atapnya transparan, jadi masih dapet panas juga buat jemurannya.


Dari open space, kita ketemu lorong yang menghubungkan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Jadi di atas pintu kamar kita buat ventilasi supaya udaranya bisa ngalir dari depan ke open space tengah, terus ke open space belakang.


Ini konfigurasi kamarnya. Gambar 1 kamar depan, ada jendela di depan, gambar 2 ada pintu ke belakang. Semua pintu dan jendela ada ventilasi di atasnya. Kurang lebih cross ventilation yang terjadi seperti di gambar 4.


Oiya ini open space belakang. Sementara jadi tempat penyimpanan barang. Keliatannya sepele, tapi ruangan ini lumyan krusial dalam siklus aliran udara di rumah.


Terakhir kamar mandi. Simpel aja, ada dry and wet area, dipisah pake tempered glass. Terus kita bikin cekungan di dinding untuk naruh sabun.


Kayaknya udah semua. Mampir ke tulisan saya yang lain ya. Barangkali belum baca.

Kumpulan threads tentang rumah, property dan lain lain.


— QRT https://twitter.com/ogiehart/status/1135193338569617414?t=8tLlemxy5RiYssRObs1iGg&s=19

Mampir ke instagram kami juga ya ?

Leave a Reply