Original thread by Creepylogy (@creepylogy_)
-PARA PENJUAL KAMBING-
Creepypasta thread..
Idul Adha cek ombak dulu ah. Cerita horor & misteri model gini ada yg suka gak ya ?
Izin tag ?
@IDN_Horor @bacahorror @Penikmathorror @threadhororr
#bacahorror #threadhorror #penikmathorror #ceritahorror
Spoiler: cerita ini memuat ilustrasi tindak kekerasan dan endingnya gantung. Perlu berpikir untuk memahami maksudnya.
-Para Penjual Kambing-
Memang terkutuklah hidup Farhan dengan tugasnya. Sudahlah ia kerja siang malam dari tahun ke tahun, masih pula diganggu saat hari raya kurban.
Komandan menelepon Farhan pagi-pagi. Katanya, “Ada satu pria mati di sebuah tempat penjualan kambing. Segera urus. Sekarang!”
Farhan sudah terbiasa dengan hal-hal menyebalkan, dan yang paling menyebalkan adalah atasannya. Namun ia tetap menjalankan perintah. Segera setelah itu, Farhan mencopot sarung serta membuang sajadahnya untuk bergegas ke sana.
Kandang-kandang itu sudah kosong, kecuali beberapa ekor yang belum laku. Farhan menemui rekannya yang tiba lima menit lebih cepat, menanyai apa yang terjadi.
“Lelaki ini adalah salah satu pekerja. Seperti yang terlihat, ada kemungkinan ia bunuh diri.”
Farhan memeriksa pria itu. Tubuhnya tergeletak miring ke kanan. Dari kepala sampai kaki bentuknya seperti huruf S. Kedua tangan tidak berjauhan dari lokasi tusukan. Tampaknya hanya ada satu luka.
Farhan lalu mengamati gagang pisau sembelih dengan kecermatan yang tak tergoyahkan. Pembatas bilah pisau terhalang kulit. Kemudian ia memutari mayat itu untuk melihat punggungnya, tetapi tidak ditemukan suatu bekas luka atau jejak yang berguna.
“Pisaunya sangat tajam,” komentar Farhan pada rekannya.
“Aku sudah mengumpulkan pisau-pisau milik para pekerja. Kau ingin melihatnya?”
“Semua pisaunya sama,” ujar Farhan.
“Ya.
“Ya. Panjang bilah 29, lebar 4,5 dan…”
Farhan mengambil salah satu pisau lalu menebaskannya pada sebatang bambu yang tumbuh di dekatnya.
“Tidak putus,” gumam Farhan.
“Sepertinya pisau di tubuh korban sudah diasah.”
“Dia mati di semak seperti ini, sementara lima orang lainnya tertidur.”
“Jadi, menurutmu dia benar bunuh diri?”
“Dua orang temannya berkata bahwa korban punya banyak sekali utang.”
“Apa hubungannya dengan itu?”
“Juga dia pernah mencoba bunuh diri di tempat asalnya. Kita bisa melihat beberapa bekas lukanya di wajah dan punggung.”
“Jatuh? Menabrakkan diri?”
“Mengadang mobil pasir.”
“Kalau begitu,” Farhan menarik kretek lalu memasangnya dengan api, “tulis saja seperti itu.”
“Ya. Itu cukup jelas.”
“Omong-omong, kau sudah lama melakukan pekerjaan semacam ini?”
“Hah? Ya, hampir lima tahun. Ada apa?”
“Maka andaikata kau tidak punya sedikit rasa malu pada pengalaman dan jerih payahmu, tulis saja seperti itu.”
“Apa maksudmu?”
Farhan melempar pisau ke tanah dengan senyum sinis.
(Tamat)
