Cerita Horor Lemah Pati: Aku Mulih, Nduk (Aku Pulang, Nak)

  • Post author:
  • Post category:Cerita Horor
  • Reading time:15 mins read
Original thread by Restu Wiraatmadja (@RestuPa71830152)

LEMAH PATI

“Aku mulih, nduk.”
(Aku pulang, nak)

@bacahorror #ceritaserem

Cerita Horor Lemah Pati: Aku Mulih, Nduk (Aku Pulang, Nak)

Enaknya jam berapa?


Kisah ini merupakan sebuah pengadaptasian sosial terkait sebuah kejadian yang terbilang aneh namun sangat mengerikan.
Kisah ini berawal dari Keluarga suci yang baru saja kehilangan salah satu anggota keluarga pentingnya. Dia adalah ibu mirnah, ibu dari suci sendiri.


Ibu mirnah diketahui meninggal secara tidak wajar. Banyak rumor yang beredar bahhwa, kematian dari ibu mirnah sendiri disebabkan oleh tetangganya sendiri yang melakukan pesugihan.


Namun, suci sendiri tidak memperdulikan terkait kabar burung yang beredar.
Ia lebih memilik untuk diam dan terus menerus mendo’akan teruntuk ibunya sendiri.


(Hari pertama)
Di hari pertama setelah kematian ibu mirnah, suci masih dalam keadaan sedih. Ia sendiri sering merenung dan memilih untuk menyendiri dengan waktu yang lama. Tampaknya, kehilangan seorang ibu seperti kehilangan setengah dari kehidupannya.


Namun, di hari pertama setelah meninggalnya ibu mirnah, suci sendiri seperti merasakan jika ibunya masih ada di sekitarannya. Arwahnya seperti terus menerus mendatangi kamarnya.


Suci kerap kali memikirkan ibunya ketika dia sedang sendirian. namun, tiap kali suci merenung, ia seperti mendapatkan bisikkan yang mengerikan.


Bisikan itu berbunyi,
”Aku mulih, nduk.”
(Aku pulang, nak)


Suci yang seringkali mendapatkan bisikan itu seperti bertanya-tanya, apakah kematian ibunya ini benar-benar kematian yang serius? atau memang ada hal lain di balik itu semua?


Malam harinya, tepat dimana suci ingin tertidur, dia mendapati ruangan ibunya seperti ada suara orang menangis.


Suci pun mendekatkan telinganya ke daun pintu untuk membenarkan dirinya terkait suara tangisan itu.


Namun, tidak berselang lama, bapak suci datang. ia kemudian menyuruh suci untuk masuk ke dalam kamarnya dan segera tidur.


Suci pun segera masuk ke dalam kamar. kebetulan, kamar suci berada dekat dengan kamar ibunya. kemungkinan besar, ia juga akan mendapatkan suara-suara aneh jika kamarnya bersebelahan.


Dan benar saja. tepat tengah malam, suci terbangun dari tidurnya. ia mendengar lagi suara tangisan itu. suci pun keluar dari kamar dan menuju ke kamar ibunya.


Niat suci adalah untuk mengetahui kamar ibunya. apakah ibu datang lagi dan menangis di kamarnya karena ada suatu urusan di dunia yang belum selesai?


Saat suci ingin membuka pintu kamar ibunya, ia mendengar suara langkah kaki dari tempat lain. suci pun segera masuk ke dalam kamar karena ia mengira itu adalah suara langkah bapaknya.


Dan apa yanag dipikirkan suci sangat benar. bapaknya baru saja melewati kamarnya dan mengecek kamar ibunya.


Karena memang tidak ada yang ingin suci khawatiirkan, ia pun melanjutkan tidurnya kembali.

akan tetapi, keanehan pun kembali terjadi di saat suci sudah setengah tertidur.


Tiba-tiba, ada sesuatu yang merayap ke bagian punggungnya dan memeluknya dengan sangat erat. suci tidak bisa bergerak sama sekali.


Keringat dingin pun mulai berjatuhan. suci merasakan ada sesuatu yang memeluknya dari belakang.

tidak berselang lama, suara yang mengerikan pun terdengar tepat di telinga suci.

”AKU MULEH NDUK!”
(AKU PULANG NAK!)


Suci langsung terkejut dan anehnya, sesuatu yang memeluk suci dari belakang langsung menghilang dengan seketika.


Rasa takut yang muncul tepat di malam itu membuat suci tidak bisa tidur. ia hanya bisa tidur selesai melaksanakan sholat subuh.


Hari kedua)
Di hari kedua kematian ibu mirnah, suci mendapati bau aneh yang sangat menyerbak dari kamar atau ruangan ibu mirnah sendiri. Suci seringkali mencium bau melati yang tercium jelas di sela-sela kamar ibu mirnah.


Ia sendiri sempat menanyakan hal ini kepada bapaknya sendiri, namun, bapak suci sendiri belum bisa mengatakan apapun. Dia hanya berkata,
‘’Ibu kangen sama kamu. Dia mungkin mau nengokin kamu.’’


Suci tidak tahu apa-apa terkait apa yang disampaikan oleh ayahnya. Dia menegaskan bahwa, semenjak kematian ibunya, suci tidak bisa tidur dengan tenang.


Suci merasa, jika tiap waktunya hanya dihabiskan untuk memikirkan, mengapa kejanggalan demi kejanggalan sering terjadi dan diketahui olehnya.


Lambat laun, kejanggalan itu menimbulkan rasa curiga yang mendalam bagi suci.
Baginya, kematian ibunya benar-benar sangat di rahasiakan oleh pihak keluarga terkhusus baginya sendiri.


Suci mulai mencurigai satu persatu anggota kelaurganya yang memang senagja menutupi kasus kematian ibunya tersebut.

Baca Juga  Cerita Horor: Apa Yang Kamu Ketahui Mengenai Lintrik?

Hingga akhirnya, ia seperti mendapatkan gambaran terkait kematian ibunya tersebut.


Lewat sebuah mimpi yang ia dapatkan, suci melihat salah sseorang pria sedang melakukan hubungan badan dengan seorang wanita yang sangat cantik dan itu bukanlah ibunya.


Namun, tepat dimana seorang laki-laki itu sedang melakukan hubungan badan, suci melihat ada seorang wanita yang sedang dililit oleh dua ular yang berukuran besar.


Suci pun berteriak sembari memanggil nama ibunya,
”Ibu! ibu!”

Namun, teriakan suci tidak berguna apapun. begitu juga dengan wanita yang sedang bersetubuh dengan seorang laki-laki misterius.


Keduanya seperti menikmati persetubuhan itu. semakin melekat keduanya dalam melakukan hubungan badan, semakin kuat juga lilitan ular itu.


Cumbuan demi cumbuan terus diarahkan wanita itu kepada laki-laki misterius itu hingga membuat lilitan ular itu semakin kuat dan membuat tubuh ibu suci mengecil seperti tertelan oleh tubuh kedua ular tersebut.


Suci pun tidak kuat menahan rasa sakit terkait penggambaran ibunya yang dililit itu. ia pun ingin menghentikan kedua ular itu agar berhenti melilit ibunya.


Akan tetapi, suci akhirnya terbangun ketika bapaknya dan beberapa anggota keluarga lainnya memanggil ustadz untuk menyembuhkan suci.


Suci pun menangis sembari memeluk tubuh bapaknya. ia sangat takut karena melihat penggambaran yang mengerikan atas kematian ibunya.


Semenjak saat itu, suci pun dituntut untuk beristirahat dan mencoba untuk mengikhlaskan diri dari pikiran-pikiran anehnya.


(Hari ketiga)
Di hari ketiga setelah kematian ibunya, suci berniat untuk mengecek kamar ibunya.
Niat awal suci adalah ingin membereskan bagian kamar yang sudah tiga hari tidak di tempati oleh almarhumah ibunya sendiri.


Namun, saat dirinya ingin membereskan kamar ibunya, suci menemukan barang-barang aneh yang diletakkan di bawah ranjang tempat tidurnya.
Di bawah ranjang tersebut sudah tersedia sesajen lengkap dengan makanan pasar.


Lalu, ada juga kemenyan yang mengepul kuat hingga memberikan bebauan yang sangat menusuk hidungnya.
Suci kira, ini adalah bukti penghormatan keluarganya terhadap ibunya sendiri.


Namun, saat suci meencoba untuk memindahkan sesajen tersebut, dia terkejut dengan foto ibunya yang sudah di letakkan tepat di bagian bawah sesajen.


‘’Loh? Ini kan foto ibu? Kenapa foto ibu ada di sini?’’
Suci pun memandangi foto ibunya dengan rasa penasaran.
Dia sejenak berpikir, jika memang bapaknya sendiri yang meletakkan hal ini, itu artinya ada sangkut paut antara ayahnya dengan kematian ibunya.


Suci pun kembali meletakkan foto itu di tempat semula.
Ia pun sekarang tertuju kepada lemari ibunya yang tertutup dengan rapat.
Saat suci ingin membuka pintu lemari, ternyata pintunya sudah dikunci dengan rapat.


Suci pun mencari kunci di sekitaran kamarnya.
Namun sayangnya, dia tidak menemukan kunci di sekitaran kamar ibunya.
Dari luaran, suci mendengar suara bapaknya yang sudah memanggil-manggil namanya.
Suci pun bergegas untuk segera meninggalkan kamar ibunya.


Saat suci sudah keluar dari kamar ibunya, suci langsung berpura-pura menuju ke bagian ruangan depan sambil membawa sapu dan serokan.
Suci mencoba untuk menutup-nutupi terkait apa yang baru saja ia lakukan.


Tidak lama kemudian, bapaknya melihat suci sedang menyapu di bagian depan rumah.
Bapak suci pun langsung bertanya kepada suci terkait perginya suci selama tidak berada di dalam kamar.
‘’Kamu kemana aja, dek?’’


‘’Suci dari tadi di sini aja, yah? Kenapa emangnya?’’
‘’Loh? Bapak baru saja ke depan tapi kamu gak ada.’’

Suci segera mencari alasan yang masuk akal saat bapaknya berkata seperti itu.


‘’Oh. Tadi suci ke belakang, yah. Suci beresin bagian belakang dulu. Pas bapak ke belakang, suci lagi di depan. Cuman suci lewat dari belakang pintu rumah dan langsung ke depan. Alasannya karena suci cari serokan, eh adanya di bagian samping rumah.’’


‘’Oh begitu. Pantesan tadi pas bapak manggiil kamu gak ada.’’
‘’Iya, pak. Emangnya kenapa bapak manggil-manggil nama suci?’’
‘’Tadi ayah nyariin kamu karena bapak takut kamu masuk ke dalam kamar ibu.’’ Jelas bapak suci


‘’Emangnya kenapa, pak?’’ Tanya suci
‘’Ngga papa. Kamu jangan sampai masuk ke kamar ibu, ya?’’
‘’Ada apa pak emangnya?’’ Tanya suci
‘’Ngga papa. Takut ada sesuatu yang ganggu kamu.’’ Jelas bapak suci

Baca Juga  Cerita Horor: Misteri Pesugihan Dan Sosok Terpancung Tiga Di Makam Imogiri

‘’Emangnya apa, pak? Setan?’’ Tanya suci dengan polosnya
‘’Pokoknya jangan masuk aja. Soalnya itu harus dikosongin selama satu minggu.’’
‘’Loh? Kalo dikosongin, siapa yang nempatin?’’
‘’Bapak yang nempatin.’’


Suci mulai agak curiga di sini. Dia menimpali bahwa bapaknya masih menutupi kebenaran yang ia tahu sebenarnya. Faktanya, jika memang tidak boleh di tempati, mengapa ada pengecualian bahwasannya yang harus menempati kamar itu hanyalah bapaknya sendiri?


‘’Oh, ya. Makanan udah siap. Kamu makan, ya?’’
‘’Iya, pak. Nanti suci makan sehabis beberes, yah.’’

Setelah bapak suci menyuruh suci untuk makan, ia pun pergi keluar rumah untuk kepentingannya sendiri.
Belum tahu apa yang akan dilakukan oleh bapaknya,


namun, suci sendiri seringkali melihat bapaknya keluar bahkan sewaktu ibunya masih hidup.

Suci tidak memikirkan apa pun yang berkaitan dengan kegiatan bapaknya.


Namun, tidak lazim rasanya jika baru saja berduka, akan tetapi sering kali keluar-keluar.
Padahal, bapak suci sendiri bekerja sebagai petani.


Dan teruntuk hal-hal yang berkaitan dengan petani, semestinya dilakukan di waktu pagi-pagi.
Namun, saat itu, bapak suci mengenakan pakaian lengkap seperti ingin menemui seseorang.


Sepertinya, bapak dari suci memang benar-benar memiliki sebuah rahasia yang memang semuanya masih berkaitan dengan ibu dari suci sendiri.


Malam harinya, saat dimana suci ingin menuju ke kamar mandi, ia melewati kamar ibunya,
Kebetulan, suci mendengar suara aneh yang berasal dari kamar ibunya.


Suaranya seperti desahan seorang laki-laki yang sedang melakukan hubungan seksual kepada seorang wanita.
‘’ahhh …. Ahhhh … ‘’


Suci pun langsung menangkap suara itu.
Sepertinya, suara itu adalah suara dari bapaknya sendiri.
Suci mulai curiga, apa jangan-jangan bapaknya sedang bermain-main terhadap wanita lain.


Ia pun mengintip lewat lubang gagang pintu kamar ibunya.
Saat suci mengintip, dia melihat bapaknya sedang menciumi seorang wanita yang sangat cantik,
Namun, ada sesuatu yang aneh.


Suci melihat dengan kedua matanya sendiri, jika ayahnya sedang dililit oleh ekor ular yang sangat besar.
Suci pun langsung menutup mulutnya.


Ia pun perlahan melangkah mundur sambil menutupi mulutnya agar tidak bersuara.

Setelah itu, ia kembali untuk masuk ke dalam kamarnya.

Suci tidak jadi masuk ke kamar mandi setelah melihat hal yang tidak mengenakkan tersebut.


Pantas saja suci merasa jika hidup bapaknya benar-benar tidak masuk akal.
Dengan penghasilan sebagai tani, bapaknya mampu mendapatkan hasil panen yang sangat melimpah tepat sehari setelah kematian ibunya


Kemungkinan besar, bapaknya memang telah melakukan hal ini sejak lama.
Namun, karena dirinya tidak ingin ada anggota keluarga lainnya yang tahu, alhasil, kejadian tersebut hanya ditutup-tutupi.
Dan sekarang, semuanya sudah terbongkar.


Suci pun tidak keluar dari kamarnya sampai akhirnya proses persetubuhan antara bapaknya dan juga siluman ular itu telah usai.
Sembari mengecek luaran, suci pun pelan-pelan menuju ke kamar mandi.


Namun, saat dirinya melewati kamar ibunya, rasa penasaran pun kembali muncul.
Suci ingin sekali melihat bapaknya yang berada di dalam kamar ibunya.
Akan tetapi, dia mendengar suara desisan ular yang sangat kencang.


Seperti suara ular asli yang benar-benar berada di dalam kamar.
Suci pun dengan terpaksa langsung membuka pintu kamarnya.
Namun, di saat dirinya membuka pintu, tiba-tiba …


Seekor ular phyton yang panjangnya dua meter sedang melilit tubuh bapaknya.
Ular itu merasa terusik dan segera memberikan gertakan kepada suci.
Suci yang melihat amarah dari ular tersebut langsung mundur beberapa langkah sambil berteriak ketakutan.


Sedangkan bapaknya, wajahnya sudah memucat dengan mulut yang sudah terbuka lebar,
”BAPAAKKKKK!!”


Suci pun langsung berlari untuk meminta pertolongan warga yang berada di sekitaran rumahnya.
Namun, karena saat itu kondisi sudah malam, tidak ada satu pun lalu lalang warga untuk keluar.


Suci pun langsung menuju ke rumah-rumah warga sembari menggedor-gedor tiap pintunya untuk meminta pertolongan kepada mereka.
Setiap pintu yang ia gedor, tidak ada satu pun dari warga yang mau membukakan pintu rumahnya.
Suci pun menangis sambil berteriak minta tolong.


Hingga akhirnya, ada salah satu warga yang mau membukakan pintunya.
Dia adalah seorang warga biasa yang sedikit mengerti terkait apa yang dirasakan oleh suci sendiri.


‘’Dek, kamu kenapa nangis?’’
‘’Bapakku dililit ular. Tolong bapakku.’’
‘’Tidak bisa, dek. Bapakmu sudah terikat dalam perjanjian.’’
‘’Tapi bagaimana cara melepaskan ular itu?’’

Baca Juga  Cerita Horor: Para Penghuni Pabrik Gula - Part 1

‘’Ambil tanah kuburan ibumu, lalu taburkan di atas ular itu. Ular itu akan takut dengan lemah layat (Tanah kuburan) yang sudah terikat (Kepati) dari tumbalnya sendiri. Nanti, ular itu akan lepas dengan sendirinya.’’


Suci pun segera berlari menuju ke kuburan ibunya.
Perlahan, matanya terlihat dengan jelas sesuatu yang aneh di tiap kuburan.
Suci melihat sayup-sayup bayangan putih dengan rambut yang panjang sedang terduduk di atas pohon.


Lalu, ia juga melihat sosok bayangan putih yang sedikit tercoreng dengan tanah kuburan sedang melompat lompat di dekat pohon.
Suci tidak memperdulikan hal tersebut.


Ia memilih untuk segera mengambil tanah kuburan dan bermaksud untuk menyelamatkan bapaknya dari jeratan ular tersebut.
Setelah suci berhasil mengambil tanah kuburan tersebut, dia pun segera berbalik menuju ke arah rumah.


Namun, di tengah perjalanan, ia menemukan seorang wanita dengan pakaian serba putih sembari menuntun seorang anak kecil yang rambutnya acak-acakan.
‘’Nduk? Kenapa kamu mau menyelamatkan bapakmu?’’


‘’Kamu siapa?’’
‘’Di desa ini, orang yang telah melakukan persetubuhan dengan nyi ratu, dia tidak akan pernah lepas.’’
‘’Aku ingin menyelamatkan bapakku!’’


‘’Nduk, lebih baik kamu jangan ikut campur. Bapakmu sudah bukan milikmu lagi.’’

Tiba-tiba, perasaan merinding pun begitu terasa dari bagian bawah hingga ubun-ubun kepala.


Sosok wanita dan anak kecil itu berbelok ke arah lain sembari tertawa melengking.
‘’astaghfirullah … ya allah lindungi hambamu ini.’’


Suci pun kembali bangkit. Ia pun langsung menuju ke arah rumahnya.
Namun, di sepanjang jalan, ia melihat beberapa warga dengan wajah yang sangat asing.
Sepertinya, itu bukan asli warganya di desanya.


Warga itu sembari mengatakan,
‘’Mulih! Mulih! Mulih!’’

Suci pun berteriak sambil meminta tolong agar segala gangguan-gangguan yang ada di sekitarannya segera dihentikan.


Sampai akhirnya, pundaknya ditepuk dari arah depan.
‘’Sudah diambil lemah layatnya?’’
‘’Su-sudah, pak.’’
‘’Mari aku bantu!’’


Akhirnya, warga itu pun ingin membantu suci yang benar-benar sudah kewalahan.
Ia pun segera menuju ke dalam rumah lalu menuju ke arah kamar ibu suci.
Saat mereka berdua datang, tiba-tiba, lampu kamar menjadi mati.


Lalu, dari bawah ranjang, keluarlah seorang wanita yang sangat cantik.

‘’Wong ikih wes berjasa karo aku. Tapi, kerono wong ora gelem numbalke anak dewek’e, dadi, aku sing nggawe keputusan.’’


(Orang ini sudah berjasa denganku. Tapi, karena tidak ingin menumbalkan anaknya, jadi aku yang membuat keputusan) Jelas sosok wanita cantik menggunakan baju serba kuning itu


‘’Keputusan opo?’’
‘’Keputusan kanggo njaluk tumbal.’’
(Keputusan untuk mengambil tumbal)


Tanpa berlama-lama, sosok wanita itu berencana untuk menyerang suci.
Namun, warga yang tengah memegang lemah layat itu langsung menaburkannya tepat ke arah wajah dari sosok wanita ular itu.


Tentu saja, wajah dari sosok wanita itu tiba-tiba terbakar, lalu menghitam dengan sendirinya.
Sosok wanita itu pun langsung menghilang dengan sekejap tepat kepulan asap memenuhi ruangan.


Namun, di saat lampu kamar mulai menyala, suci dan seorang warga tersebut terkejut saat melihat ayahnya sudah meninggal dunia dengan wajah yang sudah pucat dan mulut yang menganga lebar.


Lalu, muncul juga bau busuk dari alat kelaminnya yang ternyata, alat kelamin dari bapak suci sendiri telah dijadikan wadah untuk meneruskan bibit-bibit baru dari siluman ular tersebut.
Suci menangis sejadi-jadinya.


Ia baru menyadari bahwa ayahnya telah melakukan persekutuan dengan siluman ular tersebut.
‘’Ibumu meninggal karena ini.’’ Jelas seorang warga itu


Suci pun masih tidak percaya jika kedua orang tuanya meninggal dengan cara yang tidak mengenakkan.
Hari itu, benar hari yang sangat memukulkan bagi suci.
Suci sendiri benar-benar merasa hancur saat itu.


Selanjutnya, jasad dari bapak suci pun dikubur dengan letak yang sangat jauh dari pemakaman warga.
Pasalnya, warga tidak ingin jika tempat pemakamannya terdapat pelaku pesugihan.


Walau bagaimana pun juga, suci tetap menerima ketetapan itu.
Ia menerima dengan lapang dada bahwa ayahnya adalah pelaku pesugihan dan ibunya adalah korban pesugihan dari bapaknya sendiri.

TAMAT!


Bagi yang mau baca cerita pendek horror lainnya, ada paket tulisan cerpen horror dengan kisaran 115 halaman.

ini linknya
https://karyakarsa.com/Restuwiraatmadja/kumpulan-cerpen-horor-1

Leave a Reply