Benarkah Buton Tidak Pernah Dijajah Belanda?

Original thread by yosef kelik: ??? (@sefkelik)

Benarkah Buton Tidak Pernah Dijajah Belanda?
(Sebuah UTAS)

Cetusan info “Buton tidak pernah dijajah Belanda” ternyata edari internet bertahun-tahun. Masuk portal berita, Twitter, & Instagram. Contohnya pernah diunggah @GNFI pd 2018, @SeputariNews pd 2019, & 2 akun IG pd 2020.

Benarkah Buton Tidak Pernah Dijajah Belanda?


Perihal “Buton tidak pernah dijajah Bangsa Eropa/Belanda” sempat jg jd unggahan @PTBalaiPustaka & @suaradotcom. Viralitasnya sampai menyebar ke kalangan netizen negeri tetangga Malaysia. Di Indonesia sendiri persebarannya bisa dirunut sampai setidaknya 9-10 th lalu.


Hanya saja, dari convo saya pd 16 Januari 2021 siang dng @medioker86 & @adepedia bahas viralitas info “Buton tidak pernah dijajah Belanda”. Sedikit yang dpt saya simpulkan adalah apa yg cukup dipercaya byk orang selama ini tsb mengandung inakurasi & datang dari oversimplifikasi.


Convo antara saya, @medioker86, @adepedia, dan sebenarnya menunggu urun pendapat maupun data dari PakDoa @Sam_Ardi perihal “Buton Tidak Pernah Dijajah Belanda” adalah sebagai berikut:

Bbrp waktu terakhir kepikiran soal Buton & Kesultanannya. Di Twitter maupun Instagram wira-wiri unggahan yg sebut antara lain:
“Buton tidak termasuk wilayah yang dijajah Belanda”
hingga
“Buton baru bergabung ke Indonesia 1960”.
Itu benar ga ya @Sam_Ardi @adepedia @medioker86 ?


— QRT https://twitter.com/sefkelik/status/1350336330950037511?s=19

Rincian lebih lanjut:
Berdasar data dari @adepedia, Buton tercantum sebagai salah satu daerah berstatus Afdeeling dalam Hindia Belanda dalam daftar Zelfbestuuren pada 1942. Dengan demikian mestinya ada seorang pebat Controleur awasi Kesultanan Buton:

Daftar daerah swapraja tahun 1942 part 3






— QRT https://twitter.com/adepedia/status/1283402015716945920?s=19

Mnrt data dari @adepedia, Buton bagian Negara Indonesia Timur, negara bagian federal bentukan Belanda yg eksis 24-12-1946 – 17-8-1950, liputi Sulawesi + pulau-pulau sekitarnya, Bali + Sunda Kecil selebihnya, jg Maluku:

Baca Juga  Pandangan Hidup dan Pendapat yang Berbeda Itu Biasa, Tidak Perlu Dicerca Seaneh Apapun Itu

@sefkelik Buton masuk ke dalam NIT kok. Saat itu Buton berada di bawah daerah Sulawesi Selatan



— QRT https://twitter.com/adepedia/status/1350362795271876608?s=19

Menurut data dari @adepedia yg rupanya merujuk Historical Atlas of South East Asia, relasi Belanda dengan Buton mengarah kepada pihak 2 menjadi protektorat di bawah pihak 1 sejak 1859. Makin jelas oleh serangkaian traktat & manuver militer pd 1905-1906

@sefkelik Pluvier mencatat relasi Belanda-Buton terjalin sejak tahun 1859. Kemudian, pd tahun 1905/1906 ada ekspedisi militer ke Buton.



— QRT https://twitter.com/adepedia/status/1350365519480668160?s=19

Menurut @medioker86 merujuk abstraksi tesis S2 Sejarah UGM tahun 2015 milik Haeruddin, Kesultanan Buton sudah teken trakat yg akui mereka sbg vasal pihak Belanda pada 1905-1918:

@sefkelik Belum tahu sama sekali Pak ??

Tapi ada tesis yg bahas ni: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/91762

Di abstraknya disebut de facto Belanda punya kuasa di Buton.


— QRT https://twitter.com/medioker86/status/1350338113617367044?s=19

Inakurasi info “Buton tidak pernah dijajah Belanda” bs jd muncul karena bbrp kemungkinan:
1. Salah memahami perubahan status pd masa RI pasca 1950 Swapraja Buton—yg dijalankan Sultan terakhir hingga wafat—menjadi Kabupaten pd 1960


2. Salah terjemahkan status “Zelfbestuur” (berpemerintahan sendiri/mandiri) di era Hindia Belanda khususnya hingga 1942, yg lalu diteruskan di era NIT 1946-1950, jd diartikan “merdeka”, padahal mestinya lebih dipahami sebagai “berotonomi khusus, boleh urus dalam negeri sendiri”.


3. Ada kekeliruan pemahaman anakronistik dari seharusnya “Tidak pernah dijajah oleh VOC—yg eksisnya hanya 1602-1799” disamakan dng “Tidak pernah dijajah Belanda”.

Kalau pakai kalimat no 1 td, “Tidak pernah dijajah VOC” seperti pernah dipakai Kak @Arie_Kriting ini sih OK aja.


Dari uraian di atas, bahwa nyatanya Buton via korte verklaring yg diteken pihak Kesultanan lantas sudah berstatus Afdeeling setidaknya sejak 1905-1906, lalu jg jd bagian NIT pd masa Revolusi Kemerdekaan, maka Buton tentu masuk jadi bagian RI sejak penandatanganan KMB 27-12-1949.

Baca Juga  Lifting Plan Dari Sisi Engineering Dan HSE

RI yang saya tulis pada twit sebelumnya dari tentu merujuk kpd entitas politik Republik Indonesia yang eksis hingga saat ini.
Pada konteks naskah KMB 1949, Buton tentu masuk jadi bagian [Republik] Indonesia [Serikat] via jadi bagian Negara Indonesia Timur (NIT).


Tambahan dari PakDos @Sam_Ardi soal status Buton di 6 dekade pada awal sampai medio abad XX=Swapraja=vasal. Itu artinya boleh mengatur sendiri urusan pemerintahan di wilayahnya, tapi ya ga merdeka.

Mohon maaf mas Kelik Pelipur Lara baru terbaca. Status Buton adalah Swapraja, sehingga pada prinsipnya secara de jure memiliki pemerintahan dan wilayah sendiri, kalau boleh menggunakan terminologi sifatnya sama dengan vassal


— QRT https://twitter.com/Sam_Ardi/status/1350649897859485698?s=19

Leave a Reply