Original thread by Disya Arinda (@disyarinda)
“Aib pasangan & masalah keluarga itu jangan diceritakan ke orang lain.”
Beberapa orang melakoni prinsip ini secara kaku, sehingga ketika sebetulnya butuh & ingin ke psikolog terhalang oleh konflik intrapersonal.
Apakah konsul masalah keluarga ke psikolog dianggap mengumbar aib?
Aku setuju, bahwa kita perlu berhati2 dalam menceritakan masalah internal keluarga kita ke orang lain. Lebih baik tidak sembarang mengumbar apalagi di media sosial yg bisa multitafsir.
Menurutku, konsul ke psikolog tidak sama dengan mengumbar aib.
Psikolog adalah profesi yg bertujuan utk membantu.
Psikolog klinis, yg berizin khususnya, adalah tenaga kesehatan (nakes) yg telah disumpah profesi dgn nama Tuhan utk menjaga kerahasiaan klien serta bekerja dgn aturan hukum yg berlaku.
Jadi tentu bukan ‘sembarang’ orang.
Psikolog pro tidak akan serta merta memberikan penghakiman terhadap kondisi diri, pasangan, dan keluarga.
Psikolog pro justru membantu melihat masalah secara lebih objektif dengan tetap memberikan ruang bagi klien menyampaikan berbagai sudut pandang yg subjektif.
Psikolog pro tidak memberikan tuntutan dan ekspektasi sebagaimana orang terdekat klien, ketika mendengarkan masalah yg klien hadapi.
Psikolog pro berusaha utk membantu klien secara mandiri menghadapi masalahnya dgn pendekatan tertentu tanpa agenda tersembunyi.
Gimana dgn couple counseling?
Apakah psikolog bisa bantu menyampaikan unek2 saya ke pasangan?
Apakah psikolog akan membeberkan ke pasangan saya ttg apa yg saya ceritakan?
Nah, ntar dilanjut ya. Mau siap2 praktik dulu sampai 21.30 nanti. Semoga malemnya masih ada energi ?
Lanjut yak.
Perlu diketahui bahwa couple counseling/therapy ada sesi bersama dan individual.
Ketika di sesi individual, psikolog biasanya bukan menjadi mediator apalagi ‘cepu’ tapi tugasnya lebih ke memahami perspektif masing2 pasangan.
Kerahasiaan individu tetap terjaga.
Kenapa? Karena pasangan perlu belajar menyampaikannya langsung, bukan ngumpet dan nitip ke psikolog.
Toh IRL juga pasangan perlu berkomunikasi langsung tanpa perantara.
Apapun yg diungkapkan kpd pasangannya, selayaknya disadari dan atas keputusan klien itu sendiri.
Begitupun dgn family counseling/therapy.
Seringkali ortu berharap psikolog bisa ‘nasihatin’ anaknya dgn nasihat kayak yg dimaksud ortu.
Hehe gak gitu prosesnya ya. Justru di sesi bersama, sampaikanlah. Psikolog akan ngasih feedback yg mungkin bisa jadi insight bagi keluarga.
Jadi, ke psikolog bukan untuk mengumbar aib karena apapun yang disampaikan di dalam sesi konseling akan dijaga kerahasiaannya sesuai dgn kode etik dan hukum yg berlaku.
Jangan ragu, jika memang merasa perlu. Mencintai pasangan dan keluarga dimulai dgn mencintai diri sendiri ☺️