Original thread by Andreas Kurniawan (@ndreamon)
Bahan overthinking weekend ini:
Jangan-jangan kamu lagi jadi korban Love Bombing? Atau pernah jadi korban tanpa kamu sadari?
??Apaan sih Love Bombing itu???
Sebuah utas santai aja yak
Pernah nggak ngalamin, pas awal-awal baru deket atau kenalan atau PDKT ama orang, ini orang rasanya manis banget. Ngasih perhatian ekstra, nanyain kabar terus, ngingetin makan, dan bikin kita merasa jadi orang paling penting sedunia deh.
Wah, fenomena apa tuh?
Ya, betul sekali, itu fenomena normal namanya. Wajar. Nggak ada istilah khususnya.
Ya iya lah, pas baru awal deket, wajar dong kalau seseorang pengen kelihatan bagus, keren, dan penting. Jangan langsung persepsi negatif gitu dong. Kan ‘dihujani’ cinta adalah hal yang wajar…
Love Bombing adalah ketika seseorang bukan lagi ‘menghujani’, tapi beneran udah ‘hujan bom’ cinta: perhatian, waktu, service, dan bahkan janji-janji yang TERLALU berlebihan.
“Aku akan menikahi kamu” dan variasi lainnya.
Berbunga-bunga dong, tapi…
Tiba-tiba setelah serangan bom cintanya selesai, orang ini mulai menjaga jarak bahkan menghilang. Keseruannya sudah lewat. Bisa dalam waktu mingguan atau bulanan.
Lalu ketika kita pun mulai move on, cuek, memutuskan hidup sendiri, eh si pejuang cinta balik lagi dengan bomnya
Lalu dengan serangan bom kedua, korban Love Bombing pun jadi lemah lagi. Dijajah oleh cinta lagi (tsah).
Di kesempatan kedua, dia berharap semua akan berubah, si pejuang cinta akan terus menghujaninya dengan kata indah dan janji… tapi kemudian menghilang lagi
Akhirnya muncul pertanyaan:
“KALAU KAMU GA BISA MENJAGA RELASI INI YA NGGAK USAH DONG NGASIH PERHATIAN DAN JANJI BERLEBIHAN BEGINI!!1!1!”
Nah, di sini intinya.
Orang yang melakukan Love Bombing memang bukan bertujuan untuk menjaga atau mempertahankan. Cukup menyerang saja.
Kalau nggak untuk menjaga atau pertahankan relasi, kenapa seseorang melakukan itu?
Mungkin untuk tujuan berbeda. Untuk ‘merasakan’ diinginkan. Untuk dapat sensasi “wah ada yang mau sama aku”. Atau… untuk kepentingan lainnya. Ketika sudah tidak penasaran lagi, dia bom area lain
Seperti halnya daerah yang luluh lantah karena serangan bom, begitulah keadaan hati kamu. Iya, kamu, yang lagi baca tweet ini.
Dampaknya bukan hanya di relasi ini, tapi juga ke relasi berikutnya. Misalnya, korban Love Bombing jadi membandingkan ketika relasi dengan orang lain
“Pasanganku yang sekarang ini baik sih, tapi masih jauh dibandingkan yang dulu… Dia yang dulu itu bener-bener perhatian banget sama aku, 100% ada buat aku, fafifu wasweswos wleowleowleo”
Ya tentu aja, karena yang dilakukan dia yang dulu itu tidak natural. Pasti berbeda lah.
Karena trauma masa lalu ini pun, seseorang bisa jadi overthinking tentang relasinya di masa depan.
Gimana kalau berulang lagi?
Apa emang aku nggak ditakdirkan bahagia?
Siapa yang salah?
Apakah ibu dawet beneran jualan di sana?
dan seterusnya, menjadi trust issue
Mendapat bom cinta memang indah dan menyenangkan, tapi ini memberikan suatu harapan tidak realistis tentang cinta dan relasi.
Cinta dan relasi yang wajar itu tidak bisa selalu hadir atau mengabulkan 100% keinginanmu. Berharap demikian malah membuat kamu kecewa.
Terus, gimana dong cara biar ga jadi korban Love Bombing?
Take it slow. Santai. Ketika dia bergerak terlalu cepat dan kamu merasa belum nyaman, nanti dulu.
Janjiin nikah? Nanti dulu. Rancang masa depan tabungan bersama bareng? Nanti dulu. Soalnya gini nih…
Ketika udah ngomongin hal berat kaya nikah atau tabungan bersama, kita akan (mau nggak mau) jadi percaya dengan orang tersebut.
Secara psikologis, kita mikir “tentu orang ini bisa dipercaya, buktinya dia mau merancang masa depan”
Ya, tapi mungkin di masa depannya ga ada kamu
Kamu boleh bilang nggak nyaman terlalu cepat, minta dia slow down, tidak terlalu agresif. Lihat responsnya.
Kalau dia tidak menghargai ketidaknyamananmu, hmm… kok memang seperti sedang ‘menyerang’ ya?
Artinya apa? yak, satu bendera merah naik.
Terus gimana kalau udah keburu jadi korban dan aku jadi trust issue, overthinking tentang relasi berikutnya?
Ini panjang gaessss bahasannya. Kita omongin di sini aja biar enak. Gratis kok daftarnya:
Tapi, perlu daftar dulu ye soalnya slotnya terbatas
Trust issue? Ada yang punya?
Kalau ada yang punya, boleh nih ikutan ini.
Kami Level UWU tampil di platform dinotis, silakan cek dan daftar di sini:
https://app.dinotis.com/leveluwu
Geratis! Yuk kita liat @jiemiardian berantem sama @nagotejena lagi.

— QRT https://twitter.com/ndreamon/status/1577650778096877574?s=20&t=G_gQ20H3AiA4mGTdBsRXHQ
It’s not your fault that you have trust issue from previous relationship trauma.
But, it’s your responsibility to do something about it
and heal yourself from it.