Cerita Horor: 11 Warga Pasaman Hilang di Hutan

  • Post author:
  • Post category:Cerita Horor
  • Reading time:13 mins read
Original thread by kalong (@cerita_setann)

Masih ingat dengan Tragedi 2015 silam ini.

-11 Warga Pasaman Hilang di Hutan-

Dalam proses pencarian ini, ada kisah mistis di dalamnya.

@bacahorror_id @gudangmistery @IDN_Horor @ceritaht #bacahorror

Cerita Horor: 11 Warga Pasaman Hilang di Hutan

Narasumber ini adalah salah satu anggota Brimob yang bertugas di Sumatra barat saat itu.

Dan dalam cerita ini, narasumber sangat berperan penting dan pastinya saya sudah mendapatkan izin untuk menceritakan kisahnya.

Besok, akan saya mulai pelan-pelan…


Udah rame aja ini ???
Yaudah nanti malam saya cicil ya Jam 8 malam.

Admin mau beli sate yang pake pesugihan dulu.


maaf ngaret ???


PERTEMUAN DENGAN SHINTA DI HUTAN PASAMAN – SUMBAR
Semoga dengan cerita yang akan saya bagikan ini, bisa untuk menjadi edukasi, pengalaman dan peringatan bagi semua pembaca.


Untuk tahun dan tanggal kejadian akan saya sembunyikan, tapi kalau temen-temen mau cari kejadian 11 orang hilang di Pasaman, bisa cari saja di google.

***


Awalnya semua berjalan lancar, hari-hari yang aku lewati tidak ada yang aneh kecuali ketika masa kecil. Aku selalu berada di lingkungan yang berbau mistis. Aku kira, hal itu tidak akan pernah terjadi lagi,


tapi semuanya mulai berubah ketika aku bertugas di suatu tempat untuk menolong orang. Kejadian mistis kembali merasuk ke dalam kehidupanku, apalagi setelah aku bertemu dengan SHINTA DI HUTAN PASAMAN – SUMBAR

****


Ini adalah pertama kalinya aku bertugas di Padang. Selang 2 atau 3 bulan kemudian, kami di tugaskan untuk evakuasi di daerah Hutan Pasaman.

Sekitar tahun 2015 lalu, kasusnya adalah sekelompok orang yang terdiri dari 11 orang hilang di Hutan Pasaman.


Di duga mereka adalah para pendaki yang tersesat, karena memang, daerah itu kerap digunakan untuk tempat mendaki bagi pemula.

…….


Aku dan rekan-rekan sebut saja Bon, Jony, Romy, Inal dan Dayat. Setelah mendapat perintah, kami langsung menuju ke tempat tersebut.

Sesampainya di sana, kami di sambut oleh beberapa tim SAR dan warga sekitar. Selain itu ada juga beberapa anggota TNI.


Tapi mereka di tugaskan pada lokasi pencarian yang berbeda. Total kurang lebih ada 30 orang termasuk warga dan Tim SAR mengusahakan pencarian saat itu.


Menjelang pagi, tepatnya hari senin jam 9 pagi. Kami mulai memasuki hutan. Demi efektifnya pencarian, dari 30 orang ini kami bagi menjadi 6 kelompok.

Saat itu terasa biasa saja tak ada keanehan mau pun keganjilan sama sekali.


Sudah 3 jam lebih masing-masing kelompok melakukan pencarian namun belum ada hasil. Dalam pencarian di dalam hutan ini bertemu dengan hewan berbisa itu sudah lumrah, bahkan ada di kelompok lain yang di kejar-kejar babi hutan.


Menjelang siang, kami kembali ke pos tim SAR untuk istirahat makan dan mengambil perlengkapan lebih serta beberapa anjing pemburu demi penunjang pencarian.

Setelah di rasa cukup, kami lanjutkan kembali pencarian jam 3 sore dan kali ini kami hanya 4 kelompok total 20 orang.


Cuaca saat itu gerimis, cukup membuat kami sedikit kesusahan dengan medan yang becek dan licin. Kami terus menyusuri hutan sampai tak terasa hari mulai gelap.

Dari sinilah, suasana mistis semakin terasa.


Malam pun tiba. Gerimis mulai lebat di sertai kilat dan hawa dingin menusuk memaksa kami untuk tetap bertahan. Dengan terpaksa kami hentikan pencarian dan kami putuskan untuk mendirikan tenda di tempat terbuka di atas bukit. Kami mendirikan 2 tenda yang cukup besar.


Masing-masing tenda mampu menampung 10 orang lebih. Seperti biasa, kami berkumpul di dalam tenda di temani kopi dan rokok.
Waktu terus berlalu, kira-kira jam 10 malam. Aku melihat ada seseorang yang keluar dari tenda sebelah. Mungkin dia mau buang air pikirku.


Karena tenda kami ada jendela transparan jadi aku bisa melihat dari dalam. Aku palingkan pandangan dan lanjut mengobrol.

Baca Juga  Cerita Horor Oyot Mimang Part 7: Harapan Semakin Pudar

Selang beberapa jam kemudian, tenda sebelah mulai gaduh, sementara aku menyadari kalau orang yang keluar tadi belum juga kembali.


Kami pun keluar karena kegaduhan tadi. Tidak terkecuali yang sedang tidur pun juga kami bangunkan. Anjing yang tadinya tidur dengan tenang mulai melolong berisik. Ada 4 anjing yang kami bawa waktu itu.


Saat kami keluar, suasana benar-benar mencekam. Namun karena aku sudah terbiasa, ya menurutku ini wajar toh kami juga ada di dalam hutan.
Kami kemudian serentak memanggil nama Sultan. Seseorang yang sedari tadi keluar tak kunjung kembali.


Bersamaan dengan itu, beberapa anjing juga menggonggong keras ke arah pepohonan yang jauh dari kami berdiri. Di sana kami melihat Sultan sedang berdiri.

Tapi anehnya, ketika salah satu dari kami menghampiri Sultan, justru Sultan malah semakin menjauh masuk ke dalam hutan.


Akhirnya, si Bon, Jony dan Romi mengejar serta memanggil nama Sultan dan yang lain tetap di dekat tenda menunggu.

Beberapa saat kemudian, mereka kembali bersama Sultan. Tapi aneh, Sultan kali ini terlihat pucat. Aku yakin kalau ada yang aneh.


“Kamu dari mana?” tanyaku ketika Sultan dan tiga rekanku kembali.

Sultan pun hanya mengangguk dengan wajah pucat kedinginan. Aneh. Pikirku.

Akhirnya kami biarkan Sultan untuk beristirahat di dalam tenda. Sementara aku dan beberapa rekan lainnya di luar tenda untuk berjaga.


Banyak pertanyaan yang mulai muncul, sebenarnya apa yang terjadi pada Sultan? Namun karena kami rasa dia kedinginan, kami anggap tak terjadi apa apa dengannya.

Belum hilang rasa khawatir kami, tiba-tiba Sultan muncul dari arah pepohonan.


Kami semua terkejut, sultan dengan tenangnya berkata.

“Masih ada kopinya bro?”

Kami semua terdiam, tidak mungkin ada 2 Sultan! Sultan harusnya ada di dalam tenda!

“Kalian kenapa seh? “sultan bingung.


Sejak kemunculan Sultan, aku tahu kalau dia adalah yang asli. Tapi yang bikin aku terdiam adalah kemunculan sosok hitam tinggi besar yang berada di belakangnya. Sosok itu hanya berdiri dalam gelapnya hutan.


Dan yang membuatku agak lega, sosok itu hanya berdiri dan tidak mendekat ke arah kami.

Lambat laun, sosok itu mulai memudar. Bersamaan dengan itu anjing pemburu juga ribut setelah menghilangnya sosok itu, seolah para anjing pemburu ini juga merasakan ketakutan.


Walaupun aku melihatnya, tapi aku tidak menceritakan hal itu kepada yang lain.
“Kamu darimana?” tanya salah satu warga.
“Kan tadi sudah bilang mau buang air kecil. Baru juga 5 menit keluar, nglindur km bro?” Jawab sultan.


Jawaban Sultan membuat kami semua terkejut dan mulai merasakan ketakutan. Muncul pertanyaan, terus yang sekarang istirahat di dalam tenda siapa? Bukannya sudah beberapa jam Sultan di dalam tenda??


Sultan pun bingung, karena dia merasa hanya keluar sebentar, perlahan kami jelaskan dan Sultan duduk diantara kami, lalu Sultan terkejut dengan apa yg kami paparkan.


Tidak mau diikuti rasa penasaran, akhirnya kami berlima beranikan diri untuk memasuki tenda, aku buka penutup tenda, dan seketika keluar aroma wangi yang menyengat. Hanya aku dan Bon yang mencium bau itu.


Lalu di dalam, aku melihat ada sosok wanita berbaju putih membelakangi kami sambil menyisir rambutnya yang panjang. Sementara keempat temanku keluar, aku beranikan diri untuk masuk dan berniat untuk menanyakan sesuatu.


“Maaf jika kami kurang sopan…” blm sempat selesai aku berucap, sosok tersebut menoleh pelan yang membuatku terkejut setengah mati!

Ketika dia menoleh ke arahku, sosok itu berbalik badan dengan gaya yang lemah lembut bagaikan putri kerajaan.


Posisiku dengan sosok itu berjarak sangat dekat. Dan sesekali aku memperhatikan pergerakannya. Namun tidak berani untuk menatap wajahnya. Sampai tiba-tiba dia mendekat ke arahku, dari wangi yang menyengat tadi berangsur menjadi wangi yang menggoda dan nyaman.

Baca Juga  Cerita Horor: KKN Di Rumah Bekas Pembantaian

Suasana dingin malam itu berubah menjadi hangat, seolah-olah ada seseorang yang memelukku dari depan. Rasanya hangat dan tenang.

Aku yang sedari tadi hanya menunduk, perlahan memberanikan diri untuk menatap langsung wajahnya. Tentunya sambil memegang pistol 9mm di paha kiriku.


Siap sedia jika tiba-tiba ada serangan yang harus aku hadapi. (Aku tidak kidal, karena kedua tanganku memiliki kecepatan refleks yang sama).

Baru saja mengangkat kepala, dengan suara lirih sosok itu bicara dengan nada pelan dan lembut.
“Nama saya Shinta…”

“DEG!”


Entah kenapa hanya dengan mendengar suaranya saja, seketika aku langsung menatap ke arahnya. Dan ketika mata kami saling bertemu, rasanya badanku kaku, aku tidak sanggup melepaskan pandangan. Sosok yang mengaku Shinta itu lantas tersenyum sambil menutup mulutnya malu-malu.


Tangannya yang kecil dan jarinya yang lentik.

“Saya tahu apa yang kalian cari..” ujar shinta sambil tersenyum kecil.

Saat itu bukannya takut, tapi aku justru terpesona dengan kecantikan Shinta.


Ini adalah pertama kalinya bagiku bertemu makhluk halus dengan paras cantik bagai bidadari. Aku tertegun sebentar ketika sosok itu tahu dengan maksud kami datang ke hutan ini.
Sambil berdiri dengan kaki melayang dari tanah, Shinta berkata lagi.


“Jika kalian ingin menemukan apa yang kalian cari, aku bisa tunjukkan jalannya. Tetapi jangan membawa terlalu banyak manusia. Itu mengganggu kami dan banyak dari kami yang tidak menyukai rombongan kalian!”


“Dan satu lagi. Jaga ucapan dan tingkah laku kalian… bukan kalian saja yang mendiami daerah ini…” ucapnya sambil berlalu terbang bersamaan denganku yang saat itu hendak berdiri.

Shinta kemudian menghilang diiringi lolongan anjing. Hilang di tengah hutan yg gelap.


Dan ketika shinta hilang, aku langsung melihat ke sekeliling dalam tenda. Dan saat itu aku sadar, ada ratusan dari berbagai jenis makhluk halus tengah mengitari perkemahan kami.


Malam itu setelah Shinta pergi, aku keluar tenda dan mendapati teman teman ku masih diluar. Aku tidak menceritakan apapun tentang Shinta kepada yang lain, namun mereka terlihat cukup kaku dan diam dikarenakan kemunculan 2 Sultan sebelumnya.


Pukul 1 dini hari. Suasana sangat sunyi, suara gesekan daun yang tertiup angin sangat mendominasi di tempat kami berkemah. Bahkan suara hewan malam pun sama sekali tak terdengar, hanya lolongan anjing pemburu yang menghiasi malam itu, seakan ingin melarikan diri.


Sampai ketika aku menyadari ada yang aneh di sekeliling. Para penunggu hutan menampakkan wujudnya. Entah hanya aku saja yang melihatnya atau semuanya juga merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi?


Karena sedari suasana yang mencekam ini disusul dengan bau anyir darah dan busuk yang entah datangnya dari mana.

Tanpa komando, kami bergegas masuk tenda. Kini kami berkumpul dalam satu tenda untuk 20 orang.


Sementara bau tak mengenakkan itu masih sangat menusuk hidung. Sampai pada saat kami saling menatap bergantian, suasana tiba-tiba hening…..


Bersamaan dengan itu lolongan anjing pemburu berubah menjadi suara layaknya anjing ketakutan “Kaing..Kaing” paham kan suaranya gimanaa?

Tiba-tiba angin kencang menerpa tenda yang membuat tenda kami bergoyang serasa mau terbang.


Kami semua mencoba untuk menahan alas tenda agar tenda kami tidak terbawa angin. Tapi tidak hanya itu saja, tenda kami berulang kali di lempar batu-batu kerikil dan pasir dari berbagai arah. Membuat tenda kami ada yang robek dan berlubang.


Aku, bahkan kami semua tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. Kami hanya bisa bertahan, saling menguatkan satu sama lain sambil mempertahankan tenda agar tidak koyak. Kami semua berdoa sebisanya, berharap kepada keselamatan nyawa kami di hutan ini.

Baca Juga  Cerita Horor: Mbarep Tunggal

Dari arah jendela, kami di dalam bisa melihat sedikit apa yang terjadi di luar. Di sana, kami melihat ada sepasang mata merah menyala dengan suara geraman yang berat muncul dari balik gelapnya hutan.


Tak hanya itu saja, suasana di luar terasa sangat ramai dan gaduh. Banyak sekali suara anak kecil yang tertawa dan wanita yang menjerit dengan keras.

Itulah yang kami dengar selama kami bertahan di dalam tenda. Tidak ada lagi kesunyian hutan.


Seakan-akan kami dikelilingi sesuatu yang tidak bisa kami lihat, tapi suaranya sangat jelas di dengar oleh semuanya. Tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali menunggu mereka pergi dan menunggu suasana kembali tenang.


Mata terpejam dan mulut melantunkan doa. Itu yang kami lakukan saat itu. mencoba mengabaikan suara tawa dan tangis di luaran sana.
Entah sudah berapa lama kami bertahan namun suara dan lemparan kerikil itu masih terus mengganggu.


Dengan penuh rasa khawatir dan takut, aku mencoba untuk memberanikan diri untuk berkomunikasi.

“Mohon maaf kalau kami mengganggu. Kami tak mencari masalah, kami hanya ingin mencari beberapa orang warga yg hilang disekitar sini.” ucapku dari dalam tenda.


Suasana hening, namun dari satu arah terdengar suara geraman. Salah satu sosok menjawab dengan suara serak dan berat.


“KEHADIRAN KALIAN DISINI SUDAH MENGGANGGU KAMI!! DAN SALAH SATU DARI KALIAN BERANI MENGOTORI DAN MENGENCINGI ANAK KAMI!!! JIKA BUKAN KARENA PUTRI HUTAN YANG MENJAGA MANUSIA TADI, SUDAH KAMI BAWA DIA KE ALAM KAMI SEBAGAI BUDAK!!” Ujar suara itu.


Salah satu dari kami pasti sudah berbuat kesalahan.

Aku beranikan diri untuk keluar tenda. Ketika aku keluar, aku disambut oleh mahkluk yang sudah mengitari tenda kami. Jumlahnya banyak dengan rupa yang berbeda-beda.


Dari sosok tinggi hitam legam dengan taring yg besar dan mata merah menyala, sosok wanita yg hancur mukanya, makhluk berkafan setinggi 2 meteran dan banyak makhluk yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Ada juga yang terbang, bergelayutan, bahkan meliuk-liuk seakan menari.


Aku tahu kami telah dikepung. Seluruh pandangan makhluk itu tertuju kearah ku, keberanian ku mendadak hilang, aku takut. Karena ini pertama kalinya aku berhadapan seorang diri dengan begitu banyaknya mahkluk-mahkluk menyeramkan.


Tubuhku tidak bisa bergerak, terlalu banyak energi negatif yang dipancarkan oleh mahluk yang ada di sekitar saat itu.

“Sekali lagi, mohon maafkan atas kelancangan kami, kami betul tidak tahu apa yang terjadi.” dengan lirih aku berkata,


Dan belum juga aku selesai bicara, sosok makhluk berkepala mirip sapi itu tiba-tiba mendorongku dengan keras, membuatku terguling ke belakang.

Aku menyesal telah melalaikan ajaran Mbah Sabar. Semua ilmu yang di ajarkan saat itu sudah tak pernah lagi aku gunakan saat aku SMA.


(Mbah sabar ini kakek Tory, sahabat kakek saya yang dulu pernah bertempur melawan jin bersama)

Aku berusaha bangkit dan siap sedia menghadapi serangan berikutnya.


Namun sosok hitam yang sebelumnya bicara itu segera menghalangi ketika sosok berkepala sapi ingin menghampiriku dan menyerang kembali.


“KAMI BERIKAN KESEMPATAN UNTUK KALIAN SEGERA TINGGALKAN TEMPAT KAMI! DAN UNTUK KAMU YANG SUDAH BERJANJI BERTEMU PUTRI HUTAN, AKU TIDAK AKAN IKUT CAMPUR.” Ucap sosok hitam sebelum menghilang yang di ikuti makhluk yang lain.


Maaf ya mas dan mbak, saya lanjut nanti malam lagi. Ada keperluan yang sangat mendesak dan tidak bisa di tinggalkan. ???

jangan tidur dulua nanti malam.


Mohon maaf dengan berat hati, cerita ini tidak bisa saya lanjutkan dan mungkin akan saya hapus. Dikarenakan ada sesuatu yang tidak beres dengan akun yg mengirim ceritanya.

Jadi sekali lagi saya mohon maaf. Sekian dan terimakasih. ?

Leave a Reply